7.5 C
New York
Friday, April 19, 2024

Sumut Berkomitmen Mempertahankan Histori Tembakau Deli

Medan, MISTAR.ID

Tembakau Deli adalah primadona dari Sumatera Utara (Sumut) yang aromanya tersohor hingga Bremen, Jerman dan belahan benua Eropa lainnya. Histori dan kontribusi Tembakau Deli masih bisa dirasakan hingga saat ini, dan menjadi lambang kebanggaan masyarakat Medan, Sumatera Utara (Sumut) khususnya.

Sayangnya, Tembakau Deli kini secara komoditas perkebunan, jumlahnya jauh menyusut. Pada masa jayanya, luas ladang tembakau mencapai 304 hektar. Saat ini jumlah ladang sudah sangat berkurang yakni hanya tersisa 4 hektar untuk ditanami tembakau. Tembakau Deli pun kini menjadi sebuah warisan budaya.

Untuk itu, dalam kebijakan tembakau Pemerintah Provinsi Sumut, terutama pada pengembangan Tembakau Deli, Kadis Perkebunan Provinsi Sumut Lies Handayani Siregar mengatakan bahwa Provinsi Sumut berkomitmen mempertahankan histori Tembakau Deli sekuat tenaga sebagai heritage.

Baca Juga:Timbulkan Keramaian Saat Pandemi, Warga Minta Kepling Tembakau Deli Medan Bertanggungjawab

“Tugas kami adalah mempertahankan agar tembakau Deli tidak hilang dari bumi. Tembakau Deli ini sangat sensitif sekali dan butuh treatment khusus. Hasil survei terakhir memang saat ini lahannya menipis, tinggal enam kabupaten yang punya areal tembakau,” kata Lies dalam acara Diskusi Media, Tembakau Deli, Histori, Kontribusi dan Pemberdayaan Perempuan yang diinisiasi oleh Forum Wartawan Industri Sumut (Forwindsu), Rabu (20/4/22).

Turut hadir dalam diskusi ini, Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman, Sekjen Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Hananto Wibisono, Eka Lestari Mahyuni, Pemerhati Perempuan yang juga Dosen K3 FKM USU dan juga Manager SEVP Operation PTPN II Edy Marlon.

Lies menambahkan, Sumut yang telah mendapatkan alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCHT) akan memaksimalkan program pengembangan kualitas bahan baku (barley dan virginia) yang memang pasarnya terbatas.

Baca Juga:Polisi Bongkar Sindikat Pengedar Tembakau Sintetis

Sementara Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman juga mengatakan, tak bisa dipungkiri bahwa Tembakau Deli adalah bagian erat dari sejarah Medan dan Sumut. “Saya secara pribadi siap berjuang, siap membangun perekonomian Sumut. Harus kita hidupkan kembali Tembakau Deli. Salah satu caranya, bisa kita bikin kawasan atau destinasi khusus wisata Tembakau Deli. Bisa kita bangun lokasi khusus untuk melihat proses dan produk jadi Tembakau Deli di Medan,” ucapnya.

Sekjen Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Hananto Wibisono yang juga menjadi pembicara dalam Diskusi Media tersebut juga memaparkan kontribusi ekosistem pertembakauan saat ini melalui cukai hasil tembakau (CHT) menjadi penyumbang terbesar penerimaan negara. “Kami dari AMTI selalu mengawal agar kebijakan pemerintah tidak menetapkan kenaikan cukai tembakau yang eksesif. Tahun ini penerimaan negara dari cukai sektor tembakau dipatok naik Rp120 triliun. Total ditarget sebesar Rp193 triliun penerimaan dari CHT atau hampir sebesar 10 persen dari APBN,” ujar Hananto Wibisono.

Baca Juga:Polsek Medan Barat Tangkap Pencuri Kabel di Bangunan Bekas RS Tembakau Deli

Sementara itu, ditambahkan Manager SEVP Operation PTPN II Edy Marlon, sangat dibutuhkan ekstra kerja keras untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas Tembakau Deli. Tembakau Deli mempunyai nilai jual lebih baik dibandingkan tembakau lain di dunia. “Tembakau Deli butuh treatment khusus mulai dari proses pembibitan sampai panen. Mulai dari tanah hingga pekerjanya. Di sinilah keterbatasan dan tantangan dalam pengembangan Tembakau Deli,” sebut Edy.

Sehingga untuk menjaga kualitas tembakau ini, sektor pertembakauan menyerap hingga 90 persen tenaga kerja perempuan. Hal ini tak terlepas bahwa karakteristik pekerja perempuan itu unik, multitasking, mampu memilih secara cermat dan sistematis daun tembakau mana yang layak masuk sebagai kualitas grade 1 dan lainnya.(anita/hm15)

Related Articles

Latest Articles