21.2 C
New York
Tuesday, May 21, 2024

Biaya Produksi Naik, KPPU Kanwil I Tetap Awasi Kenaikan Harga Ayam dan Telur di Medan

Medan, MISTAR.ID

Kenaikan harga ayam ras atau ayam potong yang terjadi sejak awal bulan Juni 2023 hingga tembus Rp40.000 per kg menjadi sorotan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I Medan.

Berdasarkan monitor sementara dari KPPU Kanwil I penyebab kenaikan ini karena harga pakan yang mahal sehingga biaya produksi ikut bertambah.

“Kalau ayam ini memang dari produksi pakannya berpengaruh. Meskipun sudah cukup lama harga pakan naik (mahal) tapi lonjakannya baru sekarang,” jelas Kepala KPPU Kanwil I Medan Ridho Pamungkas saat dihubungi mistar.id, Senin (12/6/23).

Baca juga: Meski Terkendali, KPPU Tetap Awasi Harga Pangan Pokok Jelang Idulfitri

Untuk itu, saat ini KPPU Kanwil I masih terus mendalami kenaikan harga ayam ras yang harganya masih di atas harga acuan. Menurut Ridho, harga acuan ini sifatnya lebih mengontrol. Namun disebutkan Ridho, bila harga sudah ketinggian artinya ada masalah.

“Harga ayam ini memang ada siklusnya. Seperti beberapa waktu lalu harganya turun kan. Biasanya harga turun peternak akan memgurangi produksinya. Nah, jika permintaan mulai stabil atau naik maka terjadi supply and demand hukum pasar. Akhirnya jadi naik. Dengan harga tinggi ini akan banyak yang memelihara dan harga akan turun lagi,” terangnya.

Dalam kondisi ini, KPPU Kanwil I menunggu berapa lama kenaikan harga bertahan. Selain itu, Ridho menjelaskan untuk harga telur ayam yang masih tinggi dan sulit turun diduga karena faktor biaya produksi yang ikut naik.

Baca juga: Kenaikan Harga Ayam Potong dan Telur jadi Sorotan, Operasi Pasar Diperlukan

“Jadi kalau jual dengan harga di bawah produksi, ya sulit. Informasi yang kita dapatkan untuk harga telur ayam dikisaran Rp1.550 per butir sampai Rp1.900 per butir. Penyebab harga naik juga dikarenakan adanya kenaikan harga pakan yang tinggi. Ini info dari pedagang yang hanya mengambil keuntungan sekitar Rp50 per butir,” bebernya.

Masalahnya, lanjut Ridho, pada harga pakan sangat bergantung pada jagung. Sedangkan jagung bergantung pada harga pupuk dan pupuk bergantung kepada impor.

“Ini semua berkaitan. Salah satunya kalau impor berkaitan dengan Rusia dan Ukraina yang mempengaruhi harga,” terangnya.

Baca juga: Permintaan Sedikit, Harga Ayam dan Cabai Merah Turun di Medan

Bila harga produksi ini tetap bertahan tinggi, kemungkinan akan terjadi proses keseimbangan pasar yang baru.

“Produsen kan gak mau jual murah yang merugikan mereka. Sedangkan konsumen pun bila harga tinggi akan mengurangi konsumsinya. Masalah apakah ada pemain besar di sini belum kita temukan indikasinya. Sedangkan masalah pakan masih terus kita dalami apakah ada praktek kartelnya,” pungkas Ridho. (Anita/hm20)

Related Articles

Latest Articles