15.4 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Selat Taiwan Memanas, Kapal Perang China Potong Jalur Kapal Perang AS

Jakarta, MISTAR.ID

Suasana geopolitik semakin memanas setelah provokasi tak terhindarkan terjadi  ketika kapal Angkatan Laut China bermanuver dengan “cara yang tidak aman” di dekat kapal perusak milik Amerika Serikat di Selat Taiwan.

Ini adalah kedua kalinya kedua manuver militer AS dan China dalam waktu kurang dari 10 hari, setelah salah satu pesawat Beijing juga terbang melintas dekat pesawat pengintai AS pekan lalu.

Komando Indo-Pasifik AS mengatakan kapal China bermanuver dengan cara yang tidak aman di sekitar kapal perusak Chung-Hoon pada Sabtu (3/6/23).

Seperti yang dilansir AFP, kapal perang China memotong jalur kapal di sisi kiri kapal Chung-Hoon AS dengan jarak sekitar 150 yard atau sekitar 137 meter. Karena aksi itu, Chung-Hoon memperlambat laju kapal hingga 10 knot untuk menghindari tabrakan.

Militer AS menilai kapal mereka sudah berlayar dengan cara aman dan bertanggung jawab di mana saja, sesuai hukum internasional.

Baca juga : China Klaim Selat Taiwan Milik Beijing

Insiden provokasi ini terjadi saat Chung-Hoon berlayar melalui Selat Taiwan bersama kapal perang HSCM Montreal milik Kanada, dalam misi bersama di perairan “sensitif” antara China dengan Taiwan.

“Negara-negara terkait dengan sengaja membuat masalah di Selat Taiwan, dengan sengaja menimbulkan risiko, dengan niat merusak perdamaian dan stabilitas kawasan,” kata juru bicara China’s Eastern Theatre Command, Kolonel Shi Yi.

Kapal perang AS sering berlayar melalui Selat Taiwan. Kali terakhir , Negara Paman Sam dan Kanada berlayar bersama di perairan itu pada September 2022.

Menanggapi kejadian ini, Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut tindakan China dengan kapal AS dan Kanada sebagai provokasi.

“Setiap tindakan untuk meningkatkan ketegangan dan bahaya tidak akan berkontribusi pada keamanan regional,” demikian pernyataan Kemhan Taiwan, dilansir Reuters.

China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Dalam beberapa tahun terakhir, Negeri Tirai Bambu semakin meningkatkan tekanan militer dan politiknya di wilayah tersebut. (CNN Indonesia/hm19)

 

Related Articles

Latest Articles