9.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

Iran Bangun Faslitas Nuklir yang Sulit Dijangkau AS

Iran, MISTAR.ID

Iran sedang membangun fasilitas nuklir dekat puncak Pegunungan Zagros. Pembangunan dilaksanakan di tanah yang cukup dalam yang diyakini dapat mencegah jangkauan senjata Amerika Serikat (AS).

Foto dan video dari Planet Labs PBC menunjukkan, Iran telah menggali terowongan di gunung dekat situs nuklir Natanz, yang telah berulang kali diserang sabotase di tengah buntunya kesepakatan Teheran dengan Barat atas program atomnya.

Direktur Kebijakan Nonproliferasi di Asosiasi Pengendalian Senjata yang berbasis di Washington, Kelsey Davenport, mengatakan bahwa pembangunan falisitas nuklir tersebut akan menjadi mimpi buruk dan berisiko memicu spiral eskalasi baru.

Baca Juga:Kapasitas Pengayaan Nuklir Iran Naik 100 Persen

“Mengingat seberapa dekat Iran dengan bom, ia hanya memiliki sedikit ruang untuk meningkatkan programnya tanpa melanggar garis merah AS dan Israel.  Jadi pada titik ini, eskalasi lebih lanjut meningkatkan risiko konflik,” tambah Davenport.

Sejak berakhirnya perjanjian nuklir, Iran terus memperkaya uranium hingga 60 persen atau naik dari ambang batas 3,67 persen berdasarkan kesepakatan nuklir 2015. Belum lama ini, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menemukan bahwa Iran telah menghasilkan partikel uranium yang murni 83,7 persen, mendekati ambang 90 persen uranium untuk tingkat senjata. 

Bulan ini menandai lima tahun sejak mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir dan menjatuhkan sanksi kepada Iran.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden terus memberlakukan dan menegakkan sanksi tegas terhadap industri minyak dan petrokimia Iran.  Sementara itu, Teheran terus melangkah maju dengan program nuklirnya.

Baca Juga:Arab Saudi Klaim Tak Terlibat Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran

Biden telah berjanji untuk menghidupkan kembali pakta nuklir tersebut. Tetapi setelah melewati banyak putaran pembicaraan tidak langsung selama dua tahun terakhir, pemerintahan Biden gagal menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran.

Pada Februari, IAEA memperkirakan persediaan uranium Iran mencapai lebih dari 10 kali lipat dari kesepakatan era pemerintahan Barack Obama. AS dan Israel, yang secara luas diyakini memiliki senjata nuklir terselubung.

“Kami percaya diplomasi adalah cara terbaik untuk mencapai tujuan itu, tetapi presiden juga telah menjelaskan bahwa kami belum menghapus opsi apa pun dari meja,” kata Gedung Putih.

Misi Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa bersifat transparan dan di bawah perlindungan Badan Energi Atom Internasional. Iran mengatakan konstruksi baru itu akan menggantikan pusat manufaktur sentrifugal di atas tanah di Natanz yang dilanda ledakan dan kebakaran pada Juli 2020. Teheran menyebut serangan itu sebagai terorisme nuklir. Iran menuding Israel bertanggung jawab atas ledakan tersebut. (republika/hm17).

Related Articles

Latest Articles