10.1 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Mohammed Dewji, Sang ‘Miliarder’ di Negara Miskin Tanzania

Jakarta, MISTAR.ID
Mohammed Dewji (Mo Dewji) adalah orang terkaya di Tanzania. Ia satu-satunya konglomerat berharta lebih dari US$1 miliar di negara miskin itu. Dewji lahir pada 8 Mei 1975 di Singida, Tanzania. Anak kedua dari enam bersaudara ini dibesarkan di keluarga pengusaha keturunan Gujarat, India.

Sang ayah, Gulamabbas Dewji, adalah pendiri perusahaan perdagangan Mohammed Enterprises Tanzania Limited (MeTL) di era 1970-an. Awalnya, usaha itu hanya berupa toko keluarga. Namun, saat Dewji beranjak sekolah bisnis itu sudah berkembang menjadi perusahaan ekspor-impor.

Sejak kecil, Gulamabbas selalu mengingatkan keenam anaknya akan pentingnya pendidikan. Ia bekerja keras agar anak-anaknya bisa mendapatkan pendidikan di sekolah terbaik.

Baca juga:Ketika Para Miliarder Dunia Persiapkan Hari Kiamat

Sejak SMA, Dewji sudah dikirim ke Amerika Serikat (AS). Awalnya, ia dimasukkan ke sekolah golf di Orlando, Florida. Lalu, ia menghabiskan tahun terakhir SMA di Saddle Brook High School, New Jersey.

Setelah itu, ia kuliah di Universitas George Town, Washington DC, jurusan bisnis internasional dan keuangan.

“Ayah saya menghabiskan banyak uang untuk pendidikan kami. Ia yakin olah raga membuat disiplin. Ia tidak ingin kami olah raga hanya untuk bersenang-senang. Ia ingin kami mendorong diri kami,” ujar Dewji dalam salah satu wawancaranya dengan Forbes pada 2013 lalu.

Selepas lulus, pada 1998, ia dipanggil pulang untuk bekerja di perusahaan keluarga. Dua tahun bekerja di sana, ia diangkat menjadi direktur keuangan sebelum akhirnya menjadi orang nomor satu perusahaan.

Di bawah kendalinya, perusahaan berani berinvestasi di sektor-sektor yang menurutnya potensial. Ia mengembangkan bisnis perusahaan dari perusahaan ekspor-impor komoditas ke berbagai sektor, mulai dari pabrik tekstil, semen, real estat, energi, hingga makanan dan minuman.

Berkat tangan dinginnya, Dewji berhasil membuat pendapatan perusahaan melesat 30 kali lipat dalam kurun waktu sepuluh tahun, dari US$30 juta pada 1999 menjadi US$1,5 miliar pada 2018.

Perusahaannya tak lagi hanya beroperasi di Tanzania kini sudah melebarkan sayap ke setidaknya 11 negara dan mempekerjakan 28 ribu orang.

“Saya punya sekeranjang besar barang-barang. Saya punya gudang dan logistik. Saya memiliki ribuan truk. Semuanya saling melengkapi. Sangat sulit bagi orang lain untuk masuk dari luar dan berkompetisi dengan saya,” ujarnya.

Per Jumat (11/4), Forbes mencatat kekayaan Dewji mencapai US$1,5 miliar atau sekitar Rp23,55 triliun (asumsi kurs Rp15.700 per dolar AS). Ia menduduki peringkat ke-15 orang terkaya di Afrika dan ke-1929 di dunia versi Forbes 2022.

Sadar hidup bergelimang harta, Dewji tak lupa berderma. Pada 2014, ia mendirikan Yayasan Mo Dewji. Ia juga satu dari tiga konglomerat Afrika yang menandatangani The Giving Pledge di mana ia berkomitmen untuk menyumbangkan separuh dari kekayaannya untuk amal.

Nyemplung’ ke Dunia Politik
Selain menjadi pengusaha, Dewji juga sempat masuk ke dunia politik.
Saat berusia 25 tahun, Dewji mencalonkan diri menjadi anggota parlemen dari Kota Singida di bawah Partai Chama Cha Mapinduzi. Sayangnya, ia gagal karena dianggap masih terlalu muda.

Tak berhenti di situ, pada 2005, ia kembali mencalonkan diri dan kali ini ia berhasil memenangkan kursi.

Pada salah satu wawancaranya dengan Forbes, Dewji mengaku tak menggemari politik. Ia hanya ingin mewakili kepentingan daerah konstituennya.

“Yang saya lakukan hanya melayani konstituen saya karena saya yakin orang-orang menaruh harapan pada saya,” katanya.

Baca juga:Dituduh Berbohong, Forbes Cabut Gelar Miliarder Kylie Jenner

Sasaran Penculikan

Ia menjadi wakil rakyat selama satu dekade sebelum akhirnya hengkang dari dunia politik pada Oktober 2015.

Status Dewji sebagai konglomerat dan mantan anggota parlemen membuatnya menjadi sasaran penculikan.

Dewji diseret oleh dua orang penculik bersenjata saat hendak berolahraga pagi di salah satu hotel mewah di kawasan bisnis Dar es Salaam pada 11 Oktober 2018.

Ia disekap di sebuah rumah dengan mata tertutup serta tangan dan kaki terikat. Keluarganya menawarkan hadiah 1 miliar shillings Tanzania bagi siapapun yang bisa memberikan informasi yang bisa menyelamatkan Dewji.

Tidak ada laporan mengenai besaran uang tebusan yang diberikan sampai akhirnya ia dilepas.

“Dia (Dewji) mengatakan kepada kami bahwa mereka (penculik) memperlakukannya dengan baik dan memberikannya makanan,” ujar Lazaro Mambosasa, Komandan Kepolisian Dar es Salaam kala itu, seperti dikutip Reuters pada 2018 lalu.

Saat ini, Dewji hidup bersama istri, Saira Dewji, dan tiga orang anak di Dar es Salaam, Tanzania. Di sela kesibukannya sebagai pengusaha, ia menghabiskan waktu dengan bermain golf dan tenis. (cnn/hm06)

 

 

Related Articles

Latest Articles