10.9 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Harga Emas Menguat Tajam Didorong Ekspektasi Pelambatan Kenaikan Suku Bunga

Chicago, MISTAR.ID

Harga emas menguat tajam mendekati level tertinggi sembilan bulan pada akhir perdagangan Sabtu (14/1/23) pagi WIB, memperpanjang kenaikan untuk sesi ketiga berturut-turut didorong ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih lambat oleh Federal Reserve.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, melonjak 22,90 dolar AS atau 1,21 persen menjadi ditutup pada 1.921,70 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai puncak sesi di 1.925,30 dolar AS dan terendah 1.895,10 dolar AS.

Emas berjangka ditutup di atas 1.900 dolar AS pada Jumat (13/1/23) untuk pertama kalinya sejak akhir April, dan mengakhiri pekan ini dengan 2,8 persen lebih tinggi.

Baca Juga:Harga Emas Naik Tajam, Dekati 1.900 Dolar

Emas berjangka terangkat 19,90 dolar AS atau 1,06 persen menjadi 1.898,80 dolar AS pada Kamis (12/1/23), setelah terkerek 2,40 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.878,90 dolar AS pada Rabu (11/1/23), dan merosot 1,30 dolar AS atau 0,07 persen menjadi 1.876,50 dolar AS pada Selasa (10/1/23).

Data indeks harga konsumen Desember yang dirilis Kamis (12/1/23) mengkonfirmasi bahwa inflasi AS berada di jalur menurun.

Tetapi karena masih jauh untuk mencapai target inflasi Federal Reserve 2,0 persen, pasar memperkirakan bank sentral AS akan terus menaikkan suku bunga acuan, tapi dengan kecepatan yang lebih lambat, kemungkinan sebesar 25 basis poin dalam pertemuan kebijakan moneter pada 1 Februari.

Baca Juga:Harga Emas Turun Akibat Dolar AS Menguat Jelang Data Inflasi

Emas menguat selama 3 bulan terakhir karena inflasi yang surut mendorong imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar lebih rendah di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan jauh lebih tidak agresif dengan kenaikan suku bunga tahun ini dibanding tahun 2022. Bahkan, mungkin menyelesaikan pengetatan moneter jauh sebelum akhir tahun ini.

“Harga emas naik karena Wall Street semakin yakin bahwa Fed hampir selesai menaikkan suku bunga,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.

“Emas tanpa bunga menyukai penurunan imbal hasil obligasi dan itu dapat berlanjut ketika pendapatan datang lebih lemah dari perkiraan,” lanjutnya. (antara/hm14)

Related Articles

Latest Articles