9.9 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Waspada! Penjahat Siber Serang Gamer Anak-anak, Incar Harta Orangtua

Jakarta, MISTAR.ID

Belakangan ini, jumlah serangan siber terhadap pemain game anak-anak meningkat 57 persen pada tahun 2022 lalu. Bahkan, total ada tujuh juta serangan yang mengincar gamer anak-anak dari Januari hingga Desember tahun lalu.

“Dibandingkan tahun 2021, penjahat dunia maya melakukan 4,5 juta serangan, sehingga ini meningkat sebesar 57 persen pada tahun 2022,” tulis Kaspersky dalam laporan berjudul “The Dark Side Of Kids’ Virtual Gaming Worlds” seperti dikutip media ini, Sabtu (4/3/23).

Perusahaan keamanan siber itu mencatat, para penjahat siber rata-rata mengincar anak usia 3-16 tahun. Selama 2022, ada 232.735 pemain yang telah menjadi target serangan siber dengan metode malware dan peniruan aplikasi yang berbahaya.

Baca Juga:Jaga Kata Sandi untuk Cegah Serangan Siber

“Pada tahun 2022, sebanyak 232.735 pemain menemukan hampir 40.000 file, termasuk malware dan aplikasi yang berpotensi berbahaya dan disamarkan sebagai permainan anak-anak paling populer,” tulis Kaspersky.

Dari total delapan game yang paling banyak dimanfaatkan adalah Minecraft (55,8 persen).

Di belakangnya, ada Roblox (15,4 persen), Among Us (10,9 persen), Poppy Playtime (4,4 persen, Brawl Stars (3,8 persen), Toca Life World (3,2 persen), Fortnite (3,0 persen), dan Valorant (2,8 persen).

Selain malware, para penjahat siber menggunakan teknik phishing untuk melancarkan aksinya dengan membuat halaman yang meniru game-game di atas. Mereka menipu para target yang masih anak-anak dengan menawarkan cheat atau mod populer untuk game.

Menurut statistik Kaspersky, halaman phishing yang digunakan oleh penjahat dunia maya untuk menargetkan pemain muda terutama meniru game Roblox, Minecraft, Fortnite, dan Apex Legends. “Secara total, lebih dari 878.000 halaman phishing dibuat untuk keempat game ini pada tahun 2022,” ujarnya.

Salah satu teknik rekayasa sosial paling umum yang menargetkan pemain muda, melibatkan penawaran untuk mengunduh cheat dan mod populer untuk game. Di situs phishing, pengguna mungkin mendapatkan panduan lengkap tentang cara memasang cheat dengan benar.

Kaspersky juga menemukan, para penjahat siber menyertakan instruksi yang meminta para anak mematikan antivirus mereka sebelum memasang file.

Meski sepintas tak mencurigakan, hal itu dibuat, sehingga malware dapat menghindari deteksi pada perangkat yang terinfeksi.

Baca Juga:Wamenhan Ingatkan Pentingnya Waspadai Perang Siber

Lebih lanjut, para penjahat siber pun sengaja membuat situs game palsu yang membangkitkan minat anak-anak untuk mengikuti halaman phishing dan mengunduh file berbahaya.

Kendati demikian para penjahat siber itu sebetulnya tidak mengincar anak-anak sebagai target utama.

“Karena anak-anak di usia ini sering tidak memiliki komputer sendiri dan bermain dari perangkat orang tua, ancaman yang disebarkan oleh penjahat dunia maya kemungkinan besar ditujukan untuk mendapatkan data kartu kredit dan kredensial orang tua,” tulisnya.(cnn/hm12)

Related Articles

Latest Articles