6.5 C
New York
Friday, April 26, 2024

Penemuan Tulang Ubah Perjalanan Homo Sapiens ke Eropa

Jakarta, MISTAR.ID

Sebanyak 13 sisa kerangka spesies nenek moyang manusia modern atau homo sapiens digali di Gua Ilsenhöhle, yang terletak di bawah kastil puncak bukit Kota Ranis, Jerman.

Itu menunjukkan homo sapiens sudah berkelana ke dataran tinggi Eropa, jauh lebih awal dari yang diprediksi sebelumnya, yakni lebih dari 45.000 tahun lalu.

Temuan ini menulis ulang histori awal homo sapiens di Benua Eropa yang saat itu masih dihuni sepupu manusia, Neanderthal.

Baca juga:Arkeolog Temukan Kayu Paling Berumur di Bumi, Dibuat 476 Ribu Tahun Lalu 

Para ahli mengatakan, mengidentifikasi lewat DNA kuno tulang-tulang itu diperkirakan berumur hingga 47.500 tahun. Kini sisa-sisa temuan homo sapiens tertua di Eropa tengah bagian utara dan barat laut berusia sekitar 40.000 tahun.

“Umur tulang-tulang ini ditentukan secara langsung oleh radiokarbon dan menghasilkan DNA homo sapiens yang terawetkan dengan baik,” sebut ahli paleoantropologi dan pemimpin penelitian Jean-Jacques Hublin dari Collège de France di Paris, pada Rabu (31/1/24).

Homo sapiens muncul di Afrika lebih dari 300.000 tahun lalu, lalu memencar ke seluruh dunia dan bersua dengan populasi manusia lainnya, termasuk Neanderthal.

Baca juga:Inilah Perkakas Batu Tertua di Dunia, Ditemukan di Tepi Danau Victoria

Catatan yang tak terperinci terkait nenek moyang manusia modern ini masih menyisakan ketidakpastian perihal seperti apa homo sapiens menyebar ke seluruh Eropa, dan apa fungsi jenis kita dalam kepunahan Neanderthal, yang raib sekitar 40.000 tahun yang lalu.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature and Nature Ecology & Evolution menunjukkan, daerah dimaksud lebih dingin pada saat itu dibandingkan sekarang, dengan area stepa-tundra yang dingin serupa dengan Siberia atau Skandinavia saat ini.

Para ilmuwan menyimpulkan, jika sekelompok kecil pemburu dan pengumpul hidup berpindah-pindah memakai gua tersebut secara sporadis saat mereka menjelajahi lanskap yang dipenuhi mamalia Zaman Es. Di waktu yang lain gua itu dihuni oleh hyena dan beruang.

Baca juga:Ilmuwan Mengungkap, Suku Ayta Magbukon Filipina Miliki DNA Manusia Purba Denisovan  

Artefak tulang dan batu dari gua menggambarkan jika orang-orang ini berburu mamalia besar seperti rusa kutub, kuda, bison dan badak berbulu.

“Menarik bahwa pola makan homo sapiens awal dan Neanderthal akhir sepertinya terfokus pada hewan buruan besar di darat, yang bisa menimbulkan persaingan,” sebut arkeolog kebun binatang Geoff Smith dari Universitas Kent.

Tetapi pihaknya masih membutuhkan data tambahan untuk lebih memahami peran dan efek iklim, serta masuknya kelompok homo sapiens dalam kepunahan Neanderthal di Eropa. (bs/hm16)

Related Articles

Latest Articles