23.4 C
New York
Monday, April 29, 2024

Arkeolog Temukan Kayu Paling Berumur di Bumi, Dibuat 476 Ribu Tahun Lalu 

Lusaka, MISTAR.ID

Para ahli arkeologi atau disebut arkeolog menemukan struktur kayu tertua di dunia, saat bekerja di dekat Air Terjun Kalambo, Zambia.

Tertimbun dalam tanah liat dan  terawetkan oleh permukaan air yang tinggi, para peneliti menyebutkan, bentuknya terbuat dari batang pohon willow berbuah besar dan sengaja dibuat sekitar 476.000 tahun lalu.

Ini dibuat sebelum munculnya Homo Sapiens, yang dinilai para arkeolog menunjukkan kemampuan kognitif jauh lebih tinggi, sehingga dinilai bersumber dari nenek moyang kuno tersebut.

Baca juag: Kota Makkah Dijadikan Pusat Bumi dan Disebut Istimewa, Begini Penjelasan Penelitian Ilmiahnya

Dirangkum dari DW, pada Kamis (21/9/23), diketahui kayu sebelumnya berumur 9.000 tahun dan ditemukan di Israel merupakan pecahan papan berusia 780.000 tahun.

Peneliti Universitas Liverpool di Inggris, Larry Barham mengatakan, struktur kayu terletak di atas air terjun setinggi 235 meter di tepi Sungai Kalambo itu ditemukan secara tak sengaja pada tahun 2019.

“Kerangka itu bisa menopang jalan setapak atau platform ditinggikan di atas lingkungan yang basah secara musiman. Sebuah pelantar mampu mempunyai sejumlah tujuan, termasuk untuk penyimpanan kayu bakar, peralatan, makanan dan fondasi menempatkan gubuk,” sebut Barham.

Baca juga: Kadis DLH Provinsi: Kasus Penebangan Kayu di Hutan Simanampang Tergantung Saksi Ahli

Para peneliti juga menjumpai banyak perkakas kayu dari waktu seruap di situs tersebut, walapun mengatakan tidak ada sisa kerangka ditemukan.

Barham berpandangan,desain yang melibatkan pembentukan 2 pohon yang disengaja menciptakan kerangka 2 penyangga saling berhubungan.

“Kemungkinan dibuat spesies yang hidup antara 700.000 dan 200.000 tahun lalu atau dikenal sebagai Homo Heidelbergensis. Diasumsukan, kayu itu terakhir kali disinari sang surya setengah juta tahun lalu.

Baca juga: Truk Muatan Kayu Pinus Terguling di Jalan Siantar-Parapat

Walaupun peninggalan benda bersejarah kayu pertama kali digali di situs itu  tahun 1950 an dan 60 an, para akeolog belum dapat memastikan umurnya secara akurat.

Mereka mengerjakan spesimen saat ini memakai apa yang disebut penanggalan pendaran, sebuah teknik baru menentukan umur dengan mengukur terakhir kali mineral terkena sinar matahari.

Penemuan itu menurut Barham, mengubah mindset perihal orang-orang purba. Dimana mengubah lingkungan mereka agar membuat hidup lebih gampang, meskipun hanya membuat perangkat untuk duduk di tepi sungai dalam melakukan pekerjaan rutinitas. (vv/hm16)

Related Articles

Latest Articles