25.4 C
New York
Friday, May 24, 2024

Hindari Penuaan Otak Melalui Musik

MISTAR.ID

Penurunan fungsi otak terjadi seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Terutama pada yang sudah lanjut usia (lansia). Dimana dapat menyebabkan penurunan daya ingat dan kerja otak serta meningkatkan risiko demensia.

Dari sebuah penelitian, diketahui penuaan otak dan risiko demensia dapat dihindari melalui pelajaran musik. Mempelajari musik memiliki manfaat yang signifikan bagi penuaan otak. Musik dapat meningkatkan volume materi abu-abu di otak, yang berperan penting dalam kinerja otak seseorang.

Materi abu-abu merupakan bagian otak yang memengaruhi kecerdasan individu. Bagian ini berperan dalam kontraksi gerakan, ingatan, dan emosi.

Materi abu-abu membentang dari otak hingga tulang belakang. Otak besar dan otak kecil adalah dua bagian terbesar yang memiliki lapisan luar yang terdiri dari materi abu-abu.

Baca juga: Apa Pembelajaran Online dan Offline di Otak?

Materi abu-abu terdapat dalam kelompok neuron yang disebut inti. Selain materi abu-abu, ada juga materi putih yang bertindak sebagai saluran komunikasi antara materi abu-abu dan bagian tubuh lainnya.

Hasil penelitian dituangkan ke dalam music interventions in 132 healthy older adults enhance cerebellar grey matter and auditory working memory, despite general brain atrophy oleh Damie Marie.

Marie dan timnya melibatkan 132 orang dewasa berusia antara 62 dan 78 tahun dalam penelitian ini. Semua peserta telah pensiun dan tidak pernah mempelajari musik selama lebih dari enam bulan dalam hidup mereka.

“Kami memilih orang-orang yang otaknya belum menunjukkan tanda-tanda perubahan yang terkait dengan pembelajaran musik. Pengalaman singkat dalam mempelajari musik pada tahap tertentu dalam hidup seseorang dapat meninggalkan jejak di otak yang dapat memengaruhi hasil penelitian kami,” jelas Marie dalam laporannya.

Baca juga: Pergantian Sel Kulit dan Dampaknya terhadap Penuaan

Peserta penelitian dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mempelajari musik praktis, seperti bermain piano, sementara kelompok kedua mempelajari musik secara teoritis, termasuk sejarah musik, apresiasi musik, dan pembuatan musik.

Kelas dilakukan selama satu jam setiap minggu dalam kedua kelompok tersebut. Peserta diharapkan berlatih atau mengerjakan tugas selama 30 menit setiap hari selama lima hari seminggu. Penelitian dilakukan selama satu tahun dan dilanjutkan dengan tindak lanjut enam bulan kemudian.

“Ditemukan peningkatan volume materi abu-abu dalam empat wilayah otak yang terlibat dalam fungsi kognitif tingkat tinggi pada semua peserta, termasuk area otak kecil yang berperan dalam memori kerja. Kinerja mereka meningkat sebesar 6 persen, dan hasil ini terkait langsung dengan perubahan plastisitas di area otak kecil,” jelas Clara James, salah satu peneliti dalam tim tersebut.

Penurunan fungsi otak terjadi seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Terlebih pada orang lanjut usia (lansia), penurunan daya ingat dan kerja otak tidak bisa dihindari dan bisa memicu kondisi demensia.

Baca juga: Obat Donanemab Dipandang Sebagai Titik Balik untuk Melawan Demensia

Akan tetapi, perlu kita ketahui bahwa penuaan otak dan risiko demensia dapat dihindari lewat mempelajari musik. Bagaimana bisa?

Melansir IFL Science, Kamis (20/7/23), penelitian menyebutkan jika seseorang yang mempelajari musik sangat bermanfaat bagi penuaan otak. Musik bisa meningkatkan volume materi abu-abu di otak yang menentukan kinerja otak seseorang.

Diketahui, materi abu-abu merupakan bagian dari otak yang bisa menentukan kecerdasan seseorang. Bagian ini memungkinkan kontrak gerakan, ingatan, dan emosi.

Bentuk dari materi abu-abu memanjang dari otak ke tulang belakang. Otak besar dan otak kecil menjadi bagian terbesar yang memiliki lapisan luar berupa materi abu-abu.

Baca juga: Sulit Tidur Malam Berpotensi Tingkatkan Risiko Stroke

Adapun materi abu-abu terkandung di dalam otak pada kelompok neuron yang kemudian disebut inti. Selain materi abu-abu, terdapat juga materi putih yang berfungsi sebagai saluran komunikasi antara materi abu-abu dan bagian tubuh lain.

Penelitian berjudul Music interventions in 132 healthy older adults enhance cerebellar grey matter and auditory working memory, despite general brain atrophy yang dibuat oleh Damie Marie, juga mengungkap hal yang sama.

Marie dan tim merekrut 132 orang berusia antara 62 dan 78 tahun. Semua peserta sudah pensiun, dan tidak ada yang pernah mengambil pelajaran musik lebih dari enam bulan dalam hidup mereka.

“Kami menginginkan orang-orang yang otaknya belum menunjukkan jejak plastisitas terkait dengan pelajaran musik. Memang, pengalaman belajar singkat dalam perjalanan hidup seseorang dapat meninggalkan jejak di otak yang akan membiaskan hasil kami,” jelas Marie dalam laporannya.

Baca juga: Lihat Pria Tampan Baik untuk Kesehatan Otak

Para peneliti membagi mereka menjadi dua tim. Tim pertama mempelajari musik praktis berupa piano. Tim kedua mempelajari musik secara teori diantaranya sejarah musik, apresiasi musik, dan membuat musik.

Dalam kedua kasus tersebut, kelas berlangsung selama satu jam per minggu. Mereka diharapkan berlatih atau menyelesaikan pekerjaan rumah selama 30 menit per hari selama lima hari seminggu. Penelitian dilakukan selama satu tahun. Penelitian juga dilanjutkan enam bulan kemudian.

“Peningkatan materi abu-abu di empat wilayah otak yang terlibat dalam fungsi kognitif tingkat tinggi pada semua peserta, termasuk area otak kecil yang terlibat dalam memori kerja. Kinerja mereka meningkat sebesar 6 persen dan hasil ini berkorelasi langsung dengan plastisitas otak kecil,” terang Clara James, salah satu peneliti di dalam tim. (mtr/hm20)

 

Related Articles

Latest Articles