11.8 C
New York
Wednesday, May 1, 2024

Sendratari Warna Simalungun dan Kisah Legenda Tarian Topeng Huda-Huda

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Dalam rangka melestarikan Budaya Simalungun, Sendratari (Seni, Drama dan Tari) Warna Simalungun telah menyusun proyeksi agenda kegiatan terkait Tarian Topeng Huda-Huda yang merupakan Warisan Budaya Takbenda.

Langkah awal proyeksinya, Sendratari Warna Simalungun akan melakukan edukasi ke sekolah-sekolah yang ada di Kota Pematang Siantar, bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, untuk mengenalkan budaya simalungun kepada generasi pelajar.

Demikian disampaikan Ketua Sanggar Budaya Rayantara, Sultan Saragih yang tergabung dalam Sendratari Warna Simalungun kepada mistar.id yang menemuinya, pada Jumat (21/7/23) sore.

“Proyeksi kita, ini akan kita kerjakan selama dua bulan. Setelah itu dilanjutkan dengan pelatihan. Pada akhir september ini, dengan tema Melanjutkan Warisan Tradisi, Sendratari Warna Simalungun akan berkreasi dengan Tarian Topeng Huda-Huda Simalungun,” ungkapnya.

Tarian Topeng Huda-Huda Simalungun ini, kata Sultan, adalah salah satu Tradisi Simalungun yang terancam punah.

Baca juga : Masyarakat, Pemerintah di Level Kecamatan di Simalungun Masih Rendah Pemahaman Tentang Cagar Budaya

“Tradisi tarian Toping-Toping yang dilakukan bersamaan dengan tari topeng Huda-Huda ini biasanya dilakukan di acara bila ada keluarga raja yang meninggal,” ujarnya.

Tarian Topeng Huda-Huda, dijelaskan Sultan, dilakukan bermaksud untuk mengiringi jenazah agar perjalanannya lancar ke alam baka, dan tarian Toping-Toping dilaksanakan dengan maksud untuk menghibur keluarga yang meninggal dan para warga masyarakat yang melayat.

“Pada masa lampau, itu hanya untuk keluarga raja, belakangan bisa untuk masyarakat yang sayur matua atau lanjut usia,” tambahnya.

Proyeksi itu, kata Sultan, nantinya akan diajukan ke Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Sumatera Utara.

“Mudah-mudahan ada atensi, agar bisa dibantu untuk pendanaan kegiatan. Karena hasil kreasi ini, dalam proyeksi kita, di akhir Oktober 2023 akan kita tampilkan di Batam dan Malaysia.

Dan tahun 2024 mendatang, sekitar bulan Mei, akan kita bawa ke Jerman, Eropa,” bebernya.

Tarian Topeng Huda-Huda yang masuk dalam Warisan Budaya Takbenda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tahun 2014 itu, dikisahkan Sultan, bermula dari adanya duka cita di kalangan keluarga Kerajaan.

“Seorang anak raja yang masih balita meninggal, tapi permaisuri tak rela melepaskan anaknya dari gendongannya untuk dimakamkan,” kenangnya.

Permaisuri itu, kata Sultan, larut dalam kesedihannya hingga kehilangan akal sehingga merasa bahwa anaknya yang terus digendongnya itu masih hidup.

“Bahkan setelah jenazah mengeluarkan aroma bau pun, anaknya masih tetap digendong. Raja dan kerabat lainnya sudah membujuk, tetapi tetap tidak mau melepaskan anaknya untuk dimakamkan. Karena itu, raja pun mengumumkan kepada siapa saja yang bisa membuat permaisuri melepaskan anaknya, dan terhibur,” cecarnya.

Pengumuman raja tersebut, kata Sultan, sampai kepada sekelompok paragat atau penyadap aren yang ada di pelosok kerajaan.

Baca juga : Akan Manggung di Jerman, ‘Kopi Panas’ Ajak Masyarakat Tingkatkan Literasi Budaya

“Mereka (para penyadap aren) duduk-duduk sambil diskusi, terakhir ada yang punya ide setelah melihat burung enggang. Sehingga mereka membuat tarian-tarian yang menghibur. Tari-tarian itu diperankan tiga orang, dua untuk tarian topeng dan satu untuk Huda-Huda atau yang dibuat mirip burung enggang,” ujar Sultan sembari sesekali mengalihkan pandangannya ke atas yang kesannya menerawang ke masa lampau.

“Disusunlah skenario, dibuat arak-arakan, burung enggang ada di tengah, penari topeng laki-laki di sebelah kanan dan penari perempuan di kiri. Arak-arakan mereka diiringi gual gonrang, orang yang melihatnya merasa terhibur dan mengikuti mereka sampai ke istana raja.

Permaisuri keluar menyaksikannya, karena merasa terhibur, tanpa sadar melepaskan jenazah anaknya, dan langsung ditangkap dayang-dayangnya. Sejak itu, permaisuri yang terhibur, lupa akan kesedihannya yang berlarut, baru jenazah anaknya pun dimakamkan,” tutupnya mengakhiri. (Ferry/hm19)

Related Articles

Latest Articles