15.4 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Terkait Banjir Bandang, Bupati Deli Serdang Bakal Lakukan Kajian dengan Pemerintah Atasan

Deli Serdang, MISTAR.ID

Bupati Deli Serdang, H Ashari Tambunan menegaskan, Pemkab Deli Serdang akan melakukan kajian terhadap penyebab terjadinya bencana banjir bandang di Sibolangit. Dia juga tak menampik jika banjir bandang tersebut sudah beberapa kali terjadi.

Untuk melakukan kajian itu, kata Ashari akan dibentuk tim yang dipimpin Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Citra Effendi Capah dengan melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan OPD teknis lainnya.

Selain itu, tim tersebut juga nantinya akan memberi laporan yang kemudian disampaikan ke Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan pemerintah pusat dengan harapan ada kebijakan yang bisa dikeluarkan sebagai solusi agar bencana serupa tidak terjadi lagi ke
depannya.

Baca juga: Pasca Banjir Bandang Sembahe: Dua Rumah Rusak Berat, Satu Jembatan Putus di Sibolangit

“Kami akan menyampaikan ke pemerintah provinsi dan pemerintah pusat mengupayakan tidak lagi terulang peristiwa seperti ini. Saya kira ini langkah yang paling penting, supaya yang kita lakukan tidak hanya sekadar menghadapi musibah, kemudian membantu
masyarakat yang terkena musibah. Tapi bagaimana memastikan itu tidak terulang lagi atau paling tidak bisa diminalisir,” papar Ashari Tambunan ketika meninjau Pemandian Nesia di Dusun III, Desa Sembahe, Kecamatan Sibolangit, Senin (1/5/23).

Turut mendampingi Bupati, Sekdakab H Timur Tumanggor, Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Citra Effendi Capah, Wakapolrestabes Medan, AKBP Dr Yudhi Hery Setiawan, perwakilan Balai Wilayah Sungai Sumatera II dan sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Deli Serdang. Lokasi wisata tersebut merupakan salah satu tempat yang terkena banjir bandang, Minggu (30/4/23).

Ditanya soal adanya dugaan perambahan hutan atau illegal logging dan galian C di bagian hulu, Bupati Ashari Tambunan menegaskan hal tersebut nantinya akan menjadi bahan laporan Pemkab Deli Serdang untuk bisa diambil tindakan oleh pihak-pihak yang
berwenang.

“Nanti akan kita pastikan tentang informasi itu. Sekali lagi itu akan menjadi bahan laporan kami kepada instansi berwenang yang mengeluarkan izin atau yang mengendalikan proses-proses yang disebutkan tadi (perambahan hutan dan galian C). Karena itu sesungguhnya tidak menjadi kewenangan Pemkab Deli Serdang,” paparnya.

Ashari juga menegaskan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemprovsu. Dari koordinasi itu, baik Pemkab Deli Serdang maupun Pemprovsu sudah sepakat untuk mengupayakan kejadian yang sama tidak terulang lagi.

Baca juga: Tim SAR Temukan Mobil Hanyut Tersapu Banjir Bandang Sembahe

“Tadi juga sudah ada kesepakatan dan pembicaraan dengan pemerintah provinsi, dengan Wakil Gubernur juga, Pak Musa Rajekshah. Saya sudah komunikasi. Kami sepakat bahwa langkah-langkah selain penanganan musibah adalah bagaimana mencegahnya agar tidak lagi terjadi,” tuturnya.

Untuk korban banjir bandang, bupati mengemukakan tidak ada korban jiwa. Kerusakan yang terjadi yaitu dua unit rumah rusak berat. “Sejauh ini yang dlaporkan ada dua rumah rusak berat, ada pondok wisata yang terkena, tapi kita bersyukur tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” ucapnya.

Menyangkut keberlangsungan lokasi-lokasi wisata di sepanjang aliran Sungai Sembahe, menurut Ashari akan ada pembicaraan atau diskusi selanjutnya dengan para pengelola objek wisata. Tapi Ashari Tambunan mewanti-wanti ke depannya pengelola objek wisata untuk lebih memprioritaskan kelestarian alam dan keselamatan pengunjung.

“Bersama pengelola nanti akan diadakan perundingan atau kesepakatan-kesepakatan untuk memastikan pengelola bisa terus melanjutkan usaha dengan tetap memberi prioritas terhadap kondisi kelestarian alam dan keselamatan pengunjung. Nanti juga akan
mengupayakan berdasarkan usulan berbagai pihak, tentang sistem peringatan dini atau early warning system. Yang selama ini sebetulnya sudah berlangsung, tapi masih secara manual,” tandas Ashari Tambunan

Baca juga: Pasca Banjir Bandang di Sembahe, Hujan Lebat di Daerah Pegunungan Masih Berpotensi Terjadi

Banjir Bandang Berlangsung 30 Menit

Misnan Sembiring, salah seorang pekerja yang sedang membersihkan pondok di Pemandian Nesia di Dusun III, Desa Sembahe, bertutur jika banjir besar yang terjadi hanya berlangsung sekitar setengah jam atau 30 menit.

“Kalau yang besarnya itu setengah jam-an lah. Dari pukul 16.00 WIB sampai 16.30 WIB. Waktu kejadian itu, kita langsung memberitahukan kepada pengunjung untuk langsung naik ke atas, supaya tidak tersapu banjir,” tutur Misnan yang diamini pekerja lainnya.

Pasir-pasir yang menumpuk di pondok-pondok di Pemandian Nesia tersebut, tambah Misnan, dibawa oleh arus banjir bandang. “Tinggi jugalah airnya. Pasir-pasir ini sampai naik ke atas,” ujarnya. Beruntungnya, sambung Misnan, tidak ada korban jiwa dalam
kejadian kemarin. Hanya beberapa pondok yang rusak. “Alhamdulillahnya nggak ada korbanlah. Karena memang langsung kita suruh naik ke atas semua pengunjungnya,” ucapnya.

Baca juga: Sembahe Diterjang Banjir Bandang, Bobby Imbau Warga di Bantaran Sungai Deli Waspada

Setelah dari Pemandian Nesia, rombongan bupati melanjutkan peninjauan ke Desa Bandar Baru, Kecamatan Sibolangit. Peninjauan itu untuk melihat kondisi pipa air di desa tersebut yang terputus akibat banjir bandang yang terjadi.

Di lokasi ini, bupati tidak begitu lama dan melanjutkan peninjauan ke Dusun IV, Desa Bandar Baru, Kecamatan Sibolangit, untuk menemui Rizman Jai (36) dan Ruslan br Nainggolan (70), yang rumahnya mengalami kerusakan berat. Di kesempatan itu, bupati memberi bantuan berupa paket sembilan bahan pokok (sembako) kepada kedua keluarga tersebut.(rinaldi/hm09)

Related Articles

Latest Articles