9.4 C
New York
Saturday, May 11, 2024

Ramadhan Berkah dan Fenomena ‘War’ Takjil di Simalungun

Canda tawa saat berburu takjil dan buka puasa bersama menjadi momen bagi Widya, Setri dan teman kantor lainnya untuk mempererat tali persaudaraan. Apalagi saat ini tahun politik dengan hiruk-pikuk perbedaan pilihan dan silang pendapat soal jargon masing-masing.

“Ya seru aja, bercanda, ketawa bareng, walaupun kita beda pilihan di politik, tapi untuk takjil, selera kita hampir sama, jadi disitu keseruannya, saat war takjil,” kata Widya sembari tertawa kecil.

Sementara itu, Kinanti (23) juga merasakan hal yang sama. Sejak bekerja sebagai tenaga honorer di instansi disebut, dia kerap berburu takjil bersama kerabat kantornya yang tidak berpuasa.

“Tidak ada masalah, justru bagus, saling memahami dan saling menyemangati. Mereka selalu lebih heboh saat berburu takjil, padahal saya yang puasa anteng saja, tapi disitu titik keseruannya,” katanya.

Baca juga: Pererat Persaudaraan, Kapolres Simalungun Bagikan Takjil Ke Pengendara

Kinan bilang, teman-temannya yang tidak berpuasa sangat antusias untuk melaksanakan buka puasa bersama. Tak jarang rekan sekantornya itu merekomendasikan tempat dan makanan yang pas buat disantap bersama.

“Puasa tahun ini satu kali seminggu (mengadakan buka bersama), kita semua senang, apalagi kalau ada yang bandarin,” ucap Kinan tertawa.

Ramadhan diyakini membawa berkah bagi seluruh kalangan masyarakat, baik yang sedang menjalankan ibadah puasa maupun tidak. Disebuah lapak berukuran 2 meter x 1 meter di pasar tradisional Dwikora Pematangsiantar, Michael (29) warga Kecamatan Panei, yang beragama non muslim menjajakan kolang-kaling dagangannya.

Related Articles

Latest Articles