12 C
New York
Wednesday, May 1, 2024

Danrem 022/PT Hadiri Silaturrahim Dialog Kebangsaan Refleksi Haul Ke 13 Tuan Guru Batak Syekh Abdurrahman Rajagukguk

Simalungun, MISTAR.ID

Komandan Korem 022/Pantai Timur Kolonel Inf Luqman Arief, S.I.P., diwakilI Pasirenproggar Mayor Inf Hasanuddin Batubara S.Sos, turut menghadiri Acara Silaturrahim Tokoh dan Dialog Kebangsaan Refleksi Haul Ke-13 Tuan Guru Batak Syekh Abdurrahman Rajagukguk, bertempat di Desa (Nagori) Jawa Tongah Kecamatan Hatonduan Simalungun, Rabu (7/9/22).

Hadir pada acara Silaturrahim, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, dan Rombongan, Wapoldasu, Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga, Danrem 022/PT diwakili Pasirenproggar Mayor Inf Hasanuddin Batubara S.Sos., Tokoh-tokoh Lintas Agama, Alim Ulama se-Kabupaten Simalungun, Ketua MUI Kabupaten Simalungun, Ketua MUI Kota Pematangsiantar, Jamaah Pondok Persulukan Serambi Babussalam Simalungun dan Tokoh Pemuda dan Pembangunan Simalungun.

Dalam kesempatan tersebut Mayor Inf Hasanuddin Batubara S.Sos mengungkapkan Peran ulama sangat penting dalam mendorong terciptanya harmonisasi umat manusia di dunia hingga tidak akan terjadi konflik yang pada akhirnya berujung pada kehancuran.

Agama Islam memiliki nilai-nilai luhur yang dijadikan sebagai penuntun hidup oleh pemeluknya, agar umat tetap terpelihara harmonisasinya dalam mengimplementasikan nilai-nilai luhur tersebut, jalan dialog kemanusiaan sebagai cara untuk saling memahami, katanya.

Baca juga:Gaun Pengantin Putri Kerajaan Inggris yang Glamor dan Megah

Lebih lanjut beliau mengatakan, untuk mewadahi nuansa dialogis itu, peran ulama sangat penting karena pada dasarnya ulama berperan strategis dalam mendorong harmonisasi dunia, ini sangat strategis dan tentunya dapat membahas lebih fokus berbagai hal tentang peran jaringan ulama dalam kajian keislaman mancanegara maupun peradaban Islam serantau nusantara.

“Saya sangat menyadari, peran agama dapat memberikan kontribusi yang besar dan signifikan dalam pembangunan bangsa yang sejahtera dan bermartabat maupun kehidupan antar bangsa di dunia,” katanya.

Di tengah pergaulan antar bangsa di dunia maupun dalam lingkup intern sesama anak bangsa dalam suatu negara, pembinaan keagamaan menempati posisi strategis dan harus dikelola secara cerdas dan arif.

Sebab secara teoritis memang ada hubungan yang paralel antara radikalisme agama dengan aksi kekerasan.

Baca juga:Radikalisme Salah Kaprah Di Negara Bhinneka Tunggal Ika

Menurut dia, di dalam kehidupan keagamaan yang menjurus kepada radikalisme akan terkandung suatu program atau pandangan yang berupaya kuat untuk menjadikan suatu tatanan sebagai ganti dari tatanan yang sudah ada, untuk itu bentuk radikalisme dan fanatisme agama yang amat sangat berlebihan yang dipraktekkan oleh sebagian umat diharapkan tidak sampai menghadirkan ancaman bagi masa depan bangsa, tutupnya.(maris/rel/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles