Simalungun, MISTAR.ID
Hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023 angka prevalensi stunting di Simalungun turun menjadi 17,4%.
Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Daerah (PPKBD) Simalungun Gimrood Sinaga mengatakan, bahwa di tahun sebelumnya, angka stunting di Simalungun sebesar 28 persen, jadi terdapat penurunan sekitar 10,6 persen.
“Jadi penurunan itu ada sekitar 10,6 persen dari tahun sebelumnya, ini berdasarkan data resmi SSGI,” ucap Gimrood Sinaga kepada MISTAR.ID, Kamis (9/2/23).
Baca Juga:BKKBN Catat 1.166.929 Keluarga di Sumut Berisiko Stunting, Ijeck Minta Pemda Tingkatkan Peran
Menurutnya, penurunan prevalensi stunting merupakan hasil kerja sama yang dibangun selama ini antara stakeholders dan masyarakat di Kabupaten Simalungun, termasuk TP PKK Simalungun.
“Berbagai upaya yang kita lakukan untuk menekan angka prevalensi stunting di Simalungun, seperti pemberian makanan tambahan kepada batita, balita dan bumil (ibu hamil) termasuk pemeriksaan kepada calon pengantin (catin),” jelas Gimrood Sinaga yang saat ini sebagi Plt Kadis PPKBD Kabupaten Simalungun.
Dia mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan program-program yang dapat menurunkan angka stunting di Kabupaten Simalungun.
Baca Juga:Percepat Penurunan Stunting, Wali Kota Siantar Ingatkan Program ‘Isi Piringku’
Sementara, Wakil Bupati Simalungun Zonny Waldi usai mengikuti Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting (PPS) tingkat Provinsi Sumut menyampaikan, bahwa Pemkab Simalungun telah melakukan berbagai upaya dalam menurunkan angka stunting di Simalungun.
Diterangkannya, Pemkab Simalungun terus melakukan marharoan bolon dan kolaborasi baik antara pemerintah, swasta dan juga masyarakat.
Wabup juga mengatakan, untuk menurunkan angka stunting ini, tidak bisa hanya mengandalkan satu OPD, namun semua pihak harus berperan aktif untuk penurunan angka stunting.(roland/hm10)
