18.8 C
New York
Tuesday, May 21, 2024

Sumber Air Warga di Lokasi TPA Tanjung Pinggir Tercemar Bakteri Coliform, Ini Pesan Pemko Siantar

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Air sumur bor yang kebanyakan digunakan warga berada di sekitar wilayah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang ada di Jalan Tuan Rondahaim Kelurahan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematang Siantar, terkontaminasi dengan Bakteri Coliform.

Hasil itu diperoleh berdasarkan penelitian Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI) Pematang Siantar bersama Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Provinsi Sumatera Utara, baru-baru ini.

Salah satu penanggung jawab HAKLI yang juga merupakan Fungsional Sanitarian Madya Bidang Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar, Hanna H Girsang mengatakan, tidak sepenuhnya hal itu terjadi dari tumpukan sampah. Namun warga sekitarnya, kurang menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Baca juga:Sumber Air Warga di Lokasi TPA Tanjung Pinggir Kota Siantar Tercemar Bakteri Coliform

“Bukan sepenuhnya karena tumpukan sampah itu saja, tapi perilaku warga yang tidak menjalankan PHBS. Seperti, akses sanitasi yang buruk, dan juga masih banyak orang yang enggan melakukannya cuci tangan sebelum makan atau minum. Padahal, seiring aktivitas yang mereka lakukan, umumnya sebagai pemulung,” ungkapnya pada mistar.id, Selasa (26/9/23).

Tanpa disadari, kata Hanna, aktivitas sehari-hari membuat tangan warga selalu bersentuhan dengan benda-benda. Semenara itu, warga tersebut tidak pernah tahu, apa benda-benda yang kita pegang tersebut bebas kuman dan virus.

“Mereka tidak menyadari, kuman, bakteri, dan virus tidak langsung masuk ke mulut begitu saja. Tapi melalui udara, dan makan juga minuman. Makanya, tetap menjalankan pola hidup sehat tadi,” tegas Hanna.

Baca juga:Eksekusi Lahan Tanjung Pinggir, Pemko Siantar Akan Tuntaskan Krisis TPA dan TPU

Hanna menuturkan, sanitasi yang buruk di lokasi tersebut juga berdampak sangat besar bagi kesehatan. Apabila ada orang yang buang air besar (BAB) sembarangan, kemudian feses tersebut mengkontaminasi air sekitar, dan air tersebut digunakan untuk cuci piring, beras, sayur dan sebagainya, maka orang yang mengkonsumsinya dapat terjangkit diare. Penyebab penyakit ini seringkali dari bakteri bernama Coliform.

“Solusi dan langkah kami sementara dari Pemko Pematang Siantar melalui HAKLI di Dinas Kesehatan bersama BTKL melakukan penyuluhan dan edukasi ke rumah-rumah warga ataupun perorangan. Terlebih dahulu memberitahu cara merebus air yang benar sampai mendidih, jangan setengah-setengah, agar bakteri maupun kuman bisa mati,” tuturnya.

“Tetapi kalau untuk air yang ada bakteri  Escherichia coli, air yang diminum wajib dimasak lalu lewatkan dari 100 derajat kemudian tambahkan waktu mematikan api hingga 5 menit. Namun, untuk air yang pemeriksaan kimia dengan parameter Mangan (Mn) lewat ambang batas, disarankan utk membuat penyaringan sebelum dimasak,” terang Hanna.

Baca juga:Sampah di TPA Tanjung Pinggir Siantar Meluber ke Badan Jalan

Hanna mengatakan bahwa Pemerintah Kota Pematang Siantar melalui Dinas Kesehatan mencanangkan 5 pilar pada program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) kepada masyarakat yang berada di sekitar TPA Tanjung Pinggir untuk mengurangi penyakit-penyakit yang diakibatkan bakteri Koliform tersebut. Hal ini juga tertuang di Perwa No.43 Thn 2018.

Lima pilar itu, yakni berhenti buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, dan pengelolaan limbah cair rumah tangga.

“Terkait dengan pendekatan keluarga, lima pilar ini adalah pendekatan untuk perubahan perilaku masyarakat. Tujuannya untuk menurunkan penyakit yang berbasis lingkungan,” kata Hanna.

Baca juga:GMKI Soroti Gunung Sampah di Tanjung Pinggir, Kadis DLH Siantar Mengeluh Kekurangan Alat Berat

Hanna juga berharap program ini kerjasamanya pada antar dinas terkait juga dapat dukungan dana dari Kepala daerah. Dengan pendekatan STBM, pihaknya meminta masyarakat mau berubah untuk segera membuat fasilitas sanitasi masing-masing dengan biayanya sendiri.

Sementara itu dari Kepala Bidang (Kabid) Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pematang Siantar, Manotar Ambarita mengatakan menyambut baik atas kegiatan yang dilakukan oleh HAKLI di Dinas Kesehatan Pematang Siantar bersama BTKL Provinsi Sumatera Utara.

Baca juga:Diduga Sopir Mengantuk, Truk Trado Tabrak Pohon Pinggir Jalan dan Lindas Pengendara Motor

“Kami berterimakasih atas kunjungan mereka waktu itu. Mudah-mudahan ada saran dan masukan yang bisa kita terapkan bersama, terutama untuk masyarakat yang ada disekitar TPA ini,” ujarnya.

Meskipun begitu, lanjut dia, kalaupun ada perbaikan-perbaikan terhadap penanggulangan sampah ini, tentunya tidak terlepas dari kemampuan anggaran dan sumber daya.

“Tapi kalau ada strategi saran dan masukannya, terlepas dari anggaran, mari kita terapkan. Kami siap menjalankannya,” pungkas Manotar. (yetty/hm17)

Related Articles

Latest Articles