17.5 C
New York
Monday, April 29, 2024

Penjualan Rempah dan Jamu di Siantar Tidak Berpengaruh Terhadap Larangan Konsumsi Obat Sirup

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat agar menghentikan sementara penggunaan obat sirup. Hal itu dilakukan imbas dari sejumlah anak Indonesia mengalami gangguan ginjal akut hingga meninggal dunia.

Dengan adanya larangan obat sirup di atas, beberapa orang tua beralih ke pengobatan secara alami untuk mengatasi demam dan meningkatkan daya tahan tubuh anak.

Beberapa obat alami penurun panas telah populer sejak lama dan digunakan turun temurun sebagai alternatif penurun panas yang efektif. Seperti temulawak, bawang merah atau bawang putih tunggal, air kelapa, jahe, madu, dan lain sebagainya.

Baca Juga:156 Obat Sirup Aman dan Boleh Diresepkan Kembali

“Biasanya untuk anak-anak jika demam, banyak yang cari temulawak atau induk kunyit,” kata Irfan, salah satu pedagang rempah-rempah di Pasar Horas, Kota Pematang Siantar, Rabu (26/10/22).

Menurutnya, beberapa rempah-rempah tersebut dapat sangat mudah ditemukan di pasar untuk dikonsumsi setelah diproses sebagai pertolongan pertama ketika anak demam.

Meski begitu, pengobatan alami ini tidak mendongkrak penjualan dagangannya walaupun masyarakat sedang dilarang mengonsumsi obat-obatan cair atau sirup di saat anaknya sedang sakit.

“Penjualan biasa-biasa saja sekarang, walaupun ada kebijakan pemerintah tentang larangan mengonsumsi obat sirup,” tukasnya.

Tak jauh beda dengan pedagang obat-obatan tradisional lainnya yang menyebutkan bahwa penjualan obat-obat tradisional ataupun rempah-rempah di saat ini sedang lesu.

Baca Juga:Dinkes Sergai Imbau Hindari Sementara Penggunaan Obat Sirup

“Penjualan rempah-rempah saat ini sedang menurun. Berbeda dengan waktu dulu pemerintah mengonfirmasi ada virus corona di Indonesia. Masyarakat berbondong-bondong mencari rempah-rempah untuk mengatasi Covid-19,” ungkap penjaga toko “Wisnu” yang tidak ingin disebutkan namanya.

Hal yang sama juga diungkapkan Nara, salah seorang pedagang jamu tradisional dan rempah-rempah lainnya. Minat masyarakat saat ini jauh berbeda ketika dahulu merebaknya wabah virus corona pertama kali.

“Penjualan sepi kak, sepertinya biasa saja walaupun ada larangan mengonsumsi obat sirup. Berbeda saat merebaknya wabah virus corona. Sekarang, minat masyarakat untuk konsumsi rempah-rempah pun menurun drastis,” ujar Nara.

Meski begitu, katanya, rempah-rempah yang datang dari berbagai daerah juga termasuk impor luar negeri itu masih bisa dijual dengan waktu yang cukup lama. Tapi harus tetap dijaga penyimpanannya agar kualitas rasa sekaligus aromanya tetap terjaga. (yetty/hm12)

Related Articles

Latest Articles