18.6 C
New York
Monday, April 29, 2024

Meski Tak Ada Perayaan Tahun Baru, Pedagang Kembang Api Menjamur di Siantar Jelang Pergantian Tahun

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pemerintah telah mengeluarkan surat edaran salah satu isinya menyatakan untuk tidak menggelar perayaan tahun baru 2021, baik kegiatan apapun itu didalam gedung maupun diluar gedung termasuk mengadakan pesta kembang api.

Karena dikhawatirkan akan menimbulkan kerumunan yang berdampak pada munculnya Cluster baru pada Penyebaran Covid-19 di Kota Pematangsiantar.

Meski adanya larangan tersebut, para pedagang kembang api musiman sudah mulai ramai menjajakan dagangannya di sepanjang ruas jalan inti kota. Beragam kembang api dengan beraneka jenis dan ukuran mereka panjangkan.

 

Pedagang musiman kembang api di tengah larangan pesta kembang api (f:yetty/mistar)

Baca juga: Polsek Medan Baru Tertibkan Pedagang Kembang Api dan Mercon

Rata-rata para pedagang musiman ini menyatakan pendapatannya mengalami penurunan dimasa pandemi ini dibandingkan pada tahun sebelumnya. Ditambah lagi, larangan perayaan malam pergantian tahun yang dikeluarkan pemerintah.

Salah satunya adalah Arwin. Pedagang musiman kembang api ini mengakui pendapatnya jauh menurun dibandingkan tahun lalu. Kembang api yang ia jual mulai yang murah hingga mahal harganya berkisar antara ratusan hingga jutaan rupiah tersebut dijual dengan harga obral.

“Biar laku aja semuanya, saya tidak mau menyetok barang sampai lama – lama. Sebelum pandemi Corona, biasanya dagangannya dibeli pengelola tempat wisata, hiburan, atau warga yang merayakan pergantian tahun dikampungnya. Sejak perayaan yang mengundang kerumunan dilarang, pembeli yang datang biasanya hanya mencari kembang api dengan belasan bola-bola atau kembang api lidi, baik grosiran maupun eceran,”ungkapnya, Kamis (31/12/20) sore.

Baca juga: YLKI Minta BPJS Kesehatan Konsisten Kembangkan Layanan Berbasis Digital

Katanya, kemeriahan pesta pergantian tahun sudah dipastikan akan jauh berkurang di masa pandemi Covid-19. Walaupun tahun ini bakalan sepi, dia tetap ambil momentum aja. “Sedikit (pembeli) juga tetap rezeki buat kami,”pungkasnya dengan tersenyum.

Tidak jauh beda dengan Ratna Nasution. Meskipun ia berdagang kembang api secara berpindah-pindah, dagangannya maaih tetap sepi pembeli. Namun ia tetap semangat menjemput rezeki musiman tersebut bersama anak perempuannya yang sudah menginjak remaja.

“Tahun lalu, aku masih bisa meraup untung bersih dari berjualan kembang api ini sebesar Rp 2 juta selama seminggu berdagang. Tapi sekarang, sepertinya tidak akan sama lagi,”kata Ratna ketika sedang berhenti di area Jalan Patuan Anggi.

Dia juga memastikan dengan tidak adanya perayaan malam pergantian tahun, secara tidak langsung membuat pembeli akan berkurang. Otomatis dagangannya pun sangat sulit untuk habis terjual.

Untuk tahun ini ucapnya, ia tidak banyak membeli kembang api dari agennya. Sebab, ia khawatir tidak bisa menjadi menjamin dagangannya laku seperti tahun – tahun lalu.

“Beli banyak juga percuma, karena saya jual banyak, ujung – ujungnya kurang yang beli, kan rugi kalau jadinya. Meskipun barang – barang ini bisa dibungkus dan dijual kembali untuk tahun depan, khawatir jugalah, modal jadi terpendam selama setahun,”jelas wanita ini sambil berjualan kembang api menggunakan beko atau gerobak kereta sorong yang sering digunakan tukang bangunan.

Meski demikian, para pedagang musiman itu tetap mengikuti arahan dari Pemerintah. Walau pendapatan mereka dipastikan menurun dibandingkan tahun – tahun sebelumnya. Sebab momen pergantian tahun kali ini tidak berpihak kepada para pedagang kembang api. (Yetty/hm06)

Related Articles

Latest Articles