9.9 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Dua Ibu yang Baru Melahirkan di Siantar Positif HIV, Satu Bayi Meninggal Dunia

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Pengidap HIV/AIDS di Kota Pematang Siantar terus bertambah. Tercacat sebanyak 800 orang terjangkit sejak tahun 2010 sampai saat ini. Terbaru, dua ibu dinyatakan positif HIV dan telah melahirkan di salah satu rumah sakit swasta yang ada di Kota Pematang Siantar.

Namun, dari dua bayi yang dilahirkan dua ibu tersebut, seorang bayi meninggal dunia dan seorang lagi selamat. Proses melahirkan kedua wanita warga Kota Siantar dan Kabupaten Simalungun itu berlangsung sekira seminggu lalu.

“Bayi yang meninggal setelah dilahirkan itu berasal dari Kabupaten Simalungun, satu lagi yang masih hidup saat ini berasal dari Kota Pematang Siantar,” ungkap Setyorini Silalahi selaku Pengelola Program HIV pada Dinas Kesehatan Kota Siantar saat diwawancarai, Rabu (28/9/22).

Baca Juga:200 Warga Simalungun Menderita HIV/AIDS, Bona Uli: Tertibkan Kafe Remang-remang

Setyorini menuturkan, kedua ibu positif HIV/AIDS tersebut masih berusia muda. Keduanya diketahui positif HIV setelah Dinas Kesehatan menerima data dari Puskesmas yang lebih duhulu melakukan skrining HIV seperti Voluntary Counseling and Testing (VCT), tes darah dan diberi obat-obatan.

“Pengobatan ARV digunakan untuk ibu hamil selama enam bulan untuk mencegah penularan HIV ke janin. Namun, bayi dilahirkan baru dapat diperiksa apakah positif HIV atau tidak setelah berusia 18 bulan,” ujar Setyorini.

Kemudian, ibu pengidap HIV yang sudah melahirkan itu tetap dalam pengawasan dan juga mengikuti terapi agar bayi dalam tidak tertular HIV. Salah satunya, yakni dengan menerapkan pengobatan antiretroviral (ARV) yang bekerja untuk mencegah virus HIV menggandakan diri dan menghancurkan sel CD4.

Baca Juga:Tim Kuasa Hukum Korban Asusila Hingga Idap HIV Datangi LPSK Perwakilan Medan

Bayi yang dilahirkan dari seorang ibu yang ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) boleh menyusui karena HIV tidak tertular melalui Air Susu Ibu (ASI). Namun yang dikhawatirkan, saat menyusui terjadi luka pada payudara sang ibu. Sehingga terjadi luka dan menular. “Paling banyak ibu hamil tertular HIV karena suaminya melakukan hubungan seksual di luar. Lalu berhubungan dengan istri di rumah, istri yang baik-baik akhirnya terular,” ujarnya seraya mengatakan penularan HIV kepada ibu hamil yang telah melahirkan itu diduga berasal dari suaminya.

Dijelaskan Setyorini lagi,  penularan HIV terbanyak diakibatkan seks bebas dan juga antara lelaki dengan lelaki. Lalu disusul penggunaan jarum suntik narkoba yang berganti-ganti. Hanya saja, pengguna jarum suntik saat ini semakin berkurang. Karena, saat ini berganti ke narkoba jenis sabu-sabu. “Jumlah pengidap HIV/AIDS di Kota Pematang Siantar sejak tahun 2010 sampai 2022 yang terdata sebanyak 800 orang. Kemudian, Januari sampai Agustus 2022, sebanyak 65 orang. Terdiri dari  57 lelaki dan 8 perempuan,” ungkapnya kembali.

Sehingga, jumlah pengidap HIV/AIDS menurut Setyorini, ibarat gunung es di lautan. Hanya permukaannya saja kelihatan. Tapi di bagian bawah justru lebih besar. “Sebenarnya orang dengan HIV/AIDS atau ODHA itu ada di sekitar kita. Karena satu orang bisa menularkan kepada 10 orang, ” ujar Setyorini.

Terkait penanganan HIV/AIDS, Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar bekerja sama dengan berbagai elemen, termasuk Lembaga Swadya Masyarakat. Apalagi penularan HIV/AIDS juga dari masyarakat ke masyarakat. “Kepada masyarakat, saran saya bagi yang ingin menikah, harus melakukan tes kesehatan dulu di Puskesmas. Itu sangat penting untuk menjaga hal yang tidak diinginkan. Untuk pelayanan HIV/AIDS tersedia di rumah sakit, puskesmas maupun klinik,” pungkasnya.(hamzah/hm15)

Related Articles

Latest Articles