11.6 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Covid-19, Butuh Kesabaran Ekstra Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Masa pandemi Covid-19 menjadi ujian bagi sejumlah orangtua anak berkebutuhan khusus (ABK). Anak-anak ABK tersebut yang cukup terdampak dari pandemi saat ini. Tak bisa dipungkiri, banyak orangtua kebingungan untuk bisa melakukan terapi di rumah selama masa pandemi. Situasi ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua.

Menurut Ruth Maya Tamba MPsi, psikolog pendidikan dan juga pemilik yayasan EPIC, sebuah sekolah bagi anak berkebutuhan khusus ini mengatakan, belajar dari rumah akibat pandemi Covid-19 memiliki dinamika yang berbeda bagi anak berkebutuhan khusus dan orang tua yang mendampingi.

Keluarga dan orangtua adalah kekuatan utama dalam pengasuhan dan perlindungan anak penyandang disabilitas, terutama anak berkebutuhan khusus atau ABK di masa pandemi corona ini.

Baca juga: Siantar Minim Tenaga Pengajar Anak Berkebutuhan Khusus

“Jadi orangtua harus lebih dulu mengetahui bagaimana kondisi anaknya. Dan belajar bagaimana fungsi-fungsi prilaku yang ditampilkan. Jangan panik ketika melihat perubahan perilaku anak yang muncul saat mengajari di rumah. Untuk itu orangtua selalu melakukan komunikasi dengan psikolog, guru pada sekolah anak tersebut belajar,”ucapnya melalui sambungan IG live yang dipandu oleh psikolog Dianda Azami, Founder Digilogy Psylearn Jakarta, Jumat (9/10/20).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guna menjamin kelancaran anak berkebutuhan khusus (ABK) bisa belajar di rumah dengan optimal dan berkualitas. Yang paling utama adalah kesehatan fisik dari ABK tersebut. Tetap menjalankan protokol kesehatan dimanapun berada, terutama melaksanakan 3M.

Sebaiknya orangtua bekerjasama dengan pihak sekolah serta ikuti arahannya. Lakukan perubahan dan penyesuaian, dan buat kegiatan di rumah dengan belajar harian. Itupun kalau mau belajar sendiri dari buku-buku ataupun referensi, sah-sah saja, malah sangat bagus sekali untuk mengajari mereka dirumah.

“Jadi tetap diupayakan kegiatan-kegiatan belajar dirumah agar anak istimewa tersebut, jangan sampai terhenti. Di sinilah, orangtua dan ABK harus saling belajar dan memahami. Sehingga apa yang kita harapkan sebelumnya untuk kedepannya nanti dapat tercapai,” tegas Maya.

Maya juga menceritakan pengalamannya di tengah wabah Covid-19 dan ketidakstabilan emosi siswanya yang punya kebutuhan khusus. Menurutnya mengajar dari jarak jauh atau dalam jaringan rasanya sulit, meski bukan mustahil dilakukan. Rasa sabar dan ketelatenan harus diutamakan supaya siswa berkebutuhan khusus ini bisa menerima materi pelajaran. (yetty/hm09)

Related Articles

Latest Articles