Medan, MISTAR.ID
Saat ini, masalah kesehatan mental yang paling banyak terjadi pada remaja adalah melukai diri sendiri atau yang dikenal sebagai Non-Suicidal Self-Injury (NSSI). NSSI merupakan masalah mental dimana para remaja berusaha dengan sengaja melukai tubuhnya sendiri, tanpa bermaksud untuk bunuh diri.
Psikolog Medan, Irna Minauli mengatakan biasanya para remaja akan menggores lengannya dengan benda tajam seperti pisau atau cutter, membakar lengan dengan rokok atau lilin, menggaruk hingga menimbulkan luka, membenturkan kepala ke dinding atau memukuli badannya.
“Kebanyakan mereka menggunakan lebih dari satu metode. Biasanya mereka melakukannya pada bagian tubuh yang agak tertutup seperti lengan atau paha. Perilaku tersebut cenderung berulang sehingga dapat menimbulkan bekas luka yang cukup banyak,” jelasnya pada mistar.id, Kamis (18/1/24).
Kemudian, Irna berkata kebanyakan remaja yang melukai dirinya sendiri merupakan cara untuk mengalihkan rasa sakit pada batinnya. Remaja yang mengalami NSSI mengaku lega setelah melakukannya.
Baca juga:Â 5 Faktor yang Bisa Pengaruhi Psikologi Remaja
“Umumnya mereka juga melakukan hal tersebut untuk mengurangi ketegangan atau emosi-emosi negatif seperti marah atau sedih, mengatasi kesulitan dalam hubungan interpersonal, menghukum diri sendiri atas kesalahan yang dilakukannya, serta adanya keinginan untuk dibantu,” jelasnya
Sayangnya, beberapa klien menganggap bahwa melukai diri sendiri merupakan aktivitas positif sehingga kurang memiliki keinginan untuk mencari bantuan atau melakukan konseling.
“Remaja yang melukai diri umumnya mengalami masalah kekerasan dari orang tua maupun teman sebaya. Kekerasan fisik, seksual, maupun verbal yang dilakukan orang tua sering kali tanpa disadari menimbulkan luka batin yang terbawa hingga remaja dan dewasa. Demikian pula perundungan (bullying) yang dialami remaja, baik secara fisik, verbal, sosial dan juga cyber bullying sering menjadi penyebab timbulnya perilaku melukai diri sendiri,” ungkap Irna pada mistar.id.
