15.2 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Efek Porpoising di GP Azerbaijan, Hamilton Diragukan Tampil di GP Kanada

Azerbaijan, MISTAR.ID

Lewis Hamilton mengalami porpoising (memantul, red) di Grand Prix Azerbaijan, Minggu dan mengakibat sakit punggung parah. Kondisi ini membuat tim pabrikan Mercedes khawatir juara dunia tujuh kali itu tidak fit untuk membalap di Kanada pekan depan.

Sang pebalap Inggris finis P4 di Baku, setelah start dari P7 di balapan yang mana kedua Ferrari gagal finis karena masalah teknis. Hamilton bahkan mendapat voting terbanyak dari penonton sebagai pembalap terbaik hari itu, namun tampil kencang hari itu ada konsekuensinya.

“Dia sangat parah,” kata bos tim Mercedes Toto Wolff dikutip media. “Kami harus menemukan solusi… saya rasa dia mungkin yang paling parah terkena efeknya dibandingkan seluruh pebalap.”

Baca juga: Max Verstappen Juara Grand Prix Arab Saudi 2022

Ketika ditanya apakah ada risiko kehilangan Hamilton di Montreal, Wolff
menjawab sudah pasti. “Iya, pastinya. Saya belum melihat dia dan saya belum bicara dengannya setelah ini, tapi Anda bisa melihat bahwa ini bukan lagi soal otot. Maksud saya, ini mempengaruhi tulang punggung dan bisa memiliki sejumlah konsekuensi.”

Hamilton, memegangi punggungnya saat keluar dari mobil, membandingkan pengalamannya membalap itu layaknya menghabiskan sesi krioterapi selama empat menit dan mengatakan ia fokus terhadap orang-orang yang mengandalkannya untuk mencetak poin.

“Melihat di daring bahwa banyak orang khawatir tentang saya dan bagaimana buruknya terlihat dari luar sana. Ini sangat berarti, banyak dari kalian yang mengirimkan perhatian,” tulis Hamilton di media sosial.

“Saya akan katakan sebenarnya ini terlihat buruk dan terasa 100 kali lebih parah. Pastinya akan butuh pemulihan dan kerja keras dengan tim sebelum Montreal untuk mengatasi rintangan ini. Meski demikian, saya sudah merasa lebih baik dan termotivasi untuk terus menekan. Sampai jumpa pekan depan.”

Rekan satu timnya, George Russell yang finis ketiga, pada Sabtu memperingatkan bahaya dari “porpoising” bagi pebalap di F1 musim ini. Fenomena itu, yang mana mobil memantul-mantul ketika melaju dalam kecepatan tinggi karena grip aerodinamika timbul dan tenggelam, menyerupai gerakan lumba-lumba yang berenang di air, muncul sebagai efek samping perubahan regulasi besar-besaran tahun ini.

Baca juga: Trek Basah, Sergio Perez Finis Tercepat di Grand Prix Monako

Regulasi mengatur mobil generasi sekarang mendapat sebagian besar keuntungan aerodinamika lewat kolong mobil mereka. “Saya rasa tinggal soal waktu sebelum kita melihat kejadian besar,” kata Russell setelah kualifikasi Grand Prix Azerbaijan, Sabtu.

“Banyak dari kami tak dapat menjaga mobil di lintasan lurus karena (efek) memantul itu, kami melaju di dua tikungan terakhir dalam kecepatan 300kpj, Anda bisa melihat jelas di atas lintasan, bagaimana mobil sangat dekat dengan permukaan tanah. Saya tidak tahu bagaimana di masa depan tapi saya kira kami tidak dapat mengalami ini untuk tiga tahun lagi atau selama apapun regulasi ini diterapkan,” kata Russell.

Bos tim Red Bull Christian Horner, yang mendapati kedua pebalapnya; Max Verstappen dan Sergio Perez, finis 1-2 di Baku mengatakan ada upaya tim-tim rival membawa isu tersebut untuk melakukan perubahan regulasi.

Baca juga: Charles Leclerc Juara F1 Grand Prix Australia 2022

“Anda bisa melihat itu tidak nyaman tapi ada obatnya untuk hal tersebut,” kata Horner soal ‘porpoising’. “Akan tetapi itu memiliki efek negatif terhadap performa mobil. Jadi hal termudah yang bisa mereka lakukan adalah mengeluh dari sudut pandang keselamatan.”

Meninggikan mobil dapat meredam efek dari pantulan tersebut namun akan berdampak terhadap performa. Mercedes, yang begitu dominan dalam delapan musim terakhir, menjadi tim yang paling parah terdampak dari “porpoising” tahun ini. (ant/hm09)

Related Articles

Latest Articles