Toba, MISTAR.ID

Warga mengomentari pengerjaan pembangunan jembatan Porsea sekaligus pelebaran jalan yang sedang dilakukan subbase course, atau pelapisan pondasi bawah yang terletak di bawah lapisan pondasi atas dan di atas lapisan tanah dasar.

Monang Sitorus, warga Kelurahan Pasar Porsea, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba mengomentari kinerja pihak rekanan pembangunan jembatan dan pelebaran jalan Porsea yang tidak kunjung rampung hingga mendapat adendum III.

Menurut Monang, yang paling parah pihak rekanan setelah melakukan pengerukan tepi badan jalan selebar dua meter, terlalu lama dilakukan subbase course, sehingga berdampak kemacetan arus lalu lintas dan berpotensi kecelakaan akibat lubang yang menganga sedalam 20-30 cm.

"Subbase course dilaksanakan setelah mendapat protes dari masyarakat dan desakan dari Ketua DPRD Toba, seakan pengerjaannya tidak sepenuh hati," ujarnya, Selasa (15/4/2025).

Pihak rekanan, kata Monang, bisa dikatakan tidak punya hati. Mereka menambah keresahan warga sekitar dengan membiarkan kerukan terlalu lama sehingga pemilik usaha disekitar menjadi terganggu keberadaan lubang kerukan sepanjang puluhan meter.

"Terlebih saat pasar tumpah (onan) di hari Rabu setiap minggunya sangat mengganggu warga yang berbelanja dan arus lalu lintas mengalami kemacetan yang parah sebab badan jalan semakin sempit akibat kerukan dari rekanan," katanya.

Dirinya berharap, setelah dilakukan subbase course oleh pihak rekanan, segeralah dilakukan hotmix. Jangan lagi sampai berbulan-bulan, karena base itu dapat menimbulkan masalah seperti lumpur karena curah hujan dan debu yang banyak bila musim kemarau.

"Pihak rekanan harus memahami lokasi proyek berada di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) yang mana pemanfaatannya bukan hanya warga Toba. Terkecuali lokasi di pedalaman bisa diperlambat pengerjaannya, karena pemanfaatan minim," ujar warga lainnya. (nimrot/hm27)