6.9 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Pemandu Wisata Dilatih Disbudpar Toba Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Toba, MISTAR.ID

Puluhan orang dari setiap Kecamatan di Kabupaten Toba mendapat pelatihan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) untuk menjadi pemandu wisata profesional selama 4 hari sejak tanggal 13-16 November 2023 dibagi dalam 2 sesi metode pengajaran.

Dua hari pertama diberikan pemaparan di Hotel Serena Uli, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba, bagaimana menjadi seorang pemandu. Dan 2 hari berikutnya praktek langsung ke objek wisata yang nanti akan ditentukan.

Melalui pelatihan ini diharapkan para calon pemandu nantinya dapat mengenali destinasi wisata, mengidentifikasi khusus destinasi wisata, mengidentifikasi profil wisatawan dan mengenali kebutuhan wisatawan. Sehingga wisatawan yang berkunjung merasa puas dan mau kembali ke Kabupaten Toba untuk menikmati alam daerah itu dalam berwisata.

Baca juga:Lestarikan Kearifan Budaya Lokal, Disbudpar Toba Gelar Lomba Margala

Disampaikan Kepala Disbudpar, Rusti Hutapea, pada Senin (13/11/23), dimana pemandu harus mampu mempengaruhi atau mensugesti wisatawan agar betah berlama-lama di Kabupaten Toba, untuk menghabiskan uangnya yang sudah dibekali para wisatawan dalam memuaskan hasratnya dalam berlibur.

“Wisatawan harus bisa menggunakan uangnya untuk membeli makanan (kuliner), souvenir dan menginap di hotel atau homestay. Sehingga kehadiran mereka berdampak terhadap pelaku wisata untuk meningkatkan ekonomi dari sektor pariwisata. Jangan hanya numpang lewat dengan meninggalkan sampah bukannya uang,” kata Rusti sedikit bercanda.

Bupati Toba, Poltak Sitorus memberikan komentar pedas terhadap Disbudpar, dimana pelaksanaan pelatihan yang dilaksanakan belum dilakukan secara maksimal.

Juga belum yakin yang mendapat pelatihan tidak memiliki kemampuan maksimal, setelah mendapat pelatihan selama 4 hari ke depan.

Baca juga:Pemkab Karo Gelar Pelatihan Pemandu Wisata Alam Paralayang

“Seharusnya pelatihan ini, dinas sudah membuat satu buku panduan kepada peserta sebagai bahan berupa buku panduan untuk diterapkan peserta saat praktek langsung ke lapangan. Sehingga mereka tidak meraba-raba saat penerapan secara nyata di lapangan untuk memandu wisatawan,” kritik Poltak.

Selanjutnya, Bupati menerangkan kepada pelaksana kegiatan dan Kadis untuk mengumpulkan turiturian (storytelling), situs-situs budaya, sejarah dan lainnya yang dikemas dalam satu buku panduan. Ini agar pemandu yang mendapat pelatihan sudah memiliki gambaran atau petunjuk, sehingga lebih cepat untuk mengenali, mengidentifikasi destinasi wisata dan wisatawan.

“Disbudpar harus mencari di setiap desa potensi storytelling, budaya, situs-situs yang dapat menarik wisatawan merasa penasaran kemudian dijadikan sebuah buku. Dimana nantinya menjadi panduan buat pemandu profesional maupun yang akan mendapat pelatihan,” imbuh Bupati.

Sambung dia, memang dalam menjalankan semua itu membutuhkan keseriusan dan kerja keras, terlebih anggaran tidak sedikit dan itu lah yang harus dipikirkan di dinas terkait untuk memaksimalkan promosi pariwisata di Kabupaten Toba.

Baca juga:Story Telling Mampu Tingkatkan Kunjungan Wisatawan Kabupaten Toba

Itu supaya wisatawan mau kembali setelah selesai menikmati alam Kabupaten Toba, dalam artian mereka datang berulang-ulang tidak menjadi bosan dan jenuh.

“Khusus dalam menulis storytelling carilah seorang penulis yang handal dan ahli dalam sebuah tulisan tentang budaya dan pariwisata, bisa dari wartawan dan sastrawan. Jadikan cerita itu semenarik mungkin seperti daerah lain dan negara-negara wisata mempunyai cerita, sehingga wisatawan dipandu di dalam rombongan disuguhkan cerita sepanjang perjalanan wisata betul-betul menikmati setiap spot yang dilintasi,” tegas Poltak. (nimrot/hm16)

Related Articles

Latest Articles