16.2 C
New York
Wednesday, September 11, 2024

Keluarga Minta Pengusaha Truk Tangki Air Tewaskan Penarik Betor Bertanggungjawab

Sibolga, MISTAR.ID

Tragedi truk tangki air jenis Fuso plat BB 8026 MA yang menabrak dua becak bermotor (betor) di Jalan Sudirman, Kelurahan Aek Parombunan, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga, telah berlangsung 3 minggu.

Tragedi itu terjadi pada Rabu (21/8/24) lalu, dan merenggut korban jiwa. Seorang pengendara betor, Landong Hutabarat (40) warga Jalan Midin Hutagalung, Kelurahan Aek Habil Kecamatan Sibolga Selatan ditemukan meninggal dunia di tempat kejadian perkara.

Ikhmalluddin Lubis selaku paman korban menilai, pengusaha truk tangki tersebut seperti tidak bertanggungjawab atas peristiwa naas ini. Pasalnya, sampai sekarang tidak ada titik terangnya, bahkan si pengusaha tidak pernah datang menjumpai keluarga korban.

“Pengusaha truk tangki ini bernama Aleng dan Aso, pemilik Gudang Togu di Jalan KH Ahmad Dahlan Sibolga,” ujar Immad di kediamannya, Rabu (11/9/24) petang.

Dia menceritakan, sejak peristiwa itu, sudah 4 kali pihak dari pengusaha bolak balik. Pertama kali belum ada waktu karena masalah berkabung. “Karena belum pantas mereka datang karena pas satu hari, mereka datang, ditolak,” ungkap Immad.

Baca Juga : Korban Diseruduk Truk Tangki Air di Sibolga Dijanjikan Jasa Raharja Dapat Santunan Rp50 Juta

Begitu juga untuk yang kedua kali yakni di hari ketiga pasca kejadian, mereka datang kembali dan ditolak juga. Dan ketiga kali, diadakanlah perembukan atau musyarawah, tapi tidak ada titik terangnya.

“Pertanggungjawaban si pengusaha ini hanya dia mematok, kalau terima tidak terima, terserah. Begitulah maksud dan tujuannya. Sementara kerugian dalam hal ini kehilangan nyawa dan juga becak yang sehari-hari digunakan untuk mencari nafkah menghidupi keluarga. Masalah nyawa ininya, siapa lagi yang memberikan nafkah untuk menghidupi keluarga, istri dan anak-anaknya. Korban ini tulang punggung keluarganya,” jelas Immad.

Selaku paman, Immad mengaku merasa sangat sedih melihat kondisi keluarga korban. Korban meninggalkan seorang istri dan 3 orang anak.

Anak korban paling besar berusia 18 tahun dan masih harus mengeyam pendidikan di perguruan tinggi. Yang kedua umur 16 tahun (masih sekolah) dan yang ketiga umur 12 tahun, juga masih sekolah.

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles