15 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Gajah Dwiki Penghuni ANECC Mati, Begini Penjelasan BKSDA Sumut

Medan, MISTAR.ID

Seekor Gajah bernama Dwiki penghuni Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC) mati. Dwiki sebelumnya dipindahkan dari Barumun Nagari Wildlife Sanctaury (BNWS) pada 18 Desember 2022 lalu.

Gajah jantan berumur kurang lebih 43 tahun itu menghembuskan nafas terakhir tepat pada perayaan Valentine, Selasa (14/2/23) sekira pukul 06.20 WIB. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara (Sumut) pun memberikan penjelasan terkait kematian Dwiki.

Kepala BKSDA Sumut Rudianto Saragih Napitu mengatakan, benar pada 18 Desember 2022, dua ekor Gajah masing-masing bernama Dwiki dan Dini dipindahkan dari BNWS ke ANECC. Pemindahan Gajah itu didampingi tim medis dokter hewan dari Vesswic.

Baca Juga:Gawat! Gajah Masuki Pemukiman Warga

“Setelah sampai di ANECC, dilakukan perawatan intensif dengan diberikan pakan, obat-obatan dan vitamin,” ujarnya, Jumat (17/2/23).

Pada tanggal 7 dan 8 Januari 2023, tim medis berkunjung ke ANECC untuk memonitor kesehatan Dwiki dan Dini. Saat diperiksa, tim medis menemukan luka luar di pipi kanan Dwiki yang mulai membaik. “Saat itu Gajah Dwiki sudah mulai makan dan minum walaupun sedikit,” ucapnya.

Minggu kedua Februari 2023, Gajah Dwiki mulai mengalami perubahan perilaku yaitu tidak mau makan. Atas kondisi tersebut, pada tanggal 11 Februari 2023, dokter Vesswic kembali turun ke ANECC. Tim Vesswic dibantu Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik dengan mengirimkan dokter hewan ahli gajah dari Taman Safari Indonesia (TSI), drh Bongot Huaso Muka dan drh M Nanang Tejolaksono, untuk merawat Dwiki secara intensif.

Baca Juga:Wagubsu Kenalkan Aek Nauli kepada Anggota DPR RI

“Tindakan yang dilakukan dengan memberikan 100 botol infus, obat-obatan dan vitamin. Namun kondisi Gajah Dwiki semakin melemah dan akhirnya pada Selasa, 14 Februari 2023, pukul 06.20 WIB tidak tertolong lagi dan dinyatakan mati,” sebutnya.

Nekropsi yang dilakukan sesuai dengan penjelasan dokter, bahwa Gajah Dwiki mengalami infeksi pada gigi kanan bawah, sehingga tidak bisa tumbuh secara normal. Hal ini mengakibatkan gigi graham atas yang sehat tidak tumbuh normal, sehingga penampakan gigi menjadi asimetris antara kiri dan kanan.

Kelainan struktur gigi ini mengakibatkan gajah sulit untuk makan dan makanan yang masuk berkurang. Hal itu berdampak pada lambung, volumenya tidak bisa optimal. Kondisi itu diperparah dengan intosusepsi lambung, sehingga berdampak pada malnutrisi dan malabsorsi, dimana tubuh kesulitan menyerap nutrisi dari makanan sehingga terjadi penurunan kesehatan dan berat badan.

Baca Juga:Wagubsu Takjub Akan Potensi Taman Wisata Kera Sibaganding

“Pada saat Nekropsi dilakukan pengambilan sample bagian tubuh yaitu hati, paru, ginjal, jantung, limpa dan vesica urinaria untuk pemeriksaan Histopatologi di Balai Veteriner Medan guna mendapatkan informasi yang lebih valid terkait kematian Gajah Dwiki,” ungkapnya.

Selesai Nekropsi, bangkai gajah Dwiki pada tanggal 14 Februari 2023 dikuburkan di lokasi ANECC, sedangkan gading gajah dipotong untuk disimpan di BKSDA Sumut.

Atas adanya kejadian ini, BKSDA Sumut bersama dokter dari Jakarta memeriksa semua kesehatan gajah di ANECC, BNWS, dan di Pusat Pelatihan Gajah Holiday Resort. Pemeriksaan meliputi kesehatan dan pengambilan sampel dan darah untuk dibawa ke laboratorium. “Dengan pemeriksaan ini diharapkan kesejahteraan dan kesehatan gajah-gajah terjamin,” pungkasnya.(ial/hm15)

Related Articles

Latest Articles