18.6 C
New York
Monday, April 29, 2024

7.904 Ha Hutan Manggrove Sumut Direhabilitasi di Tahun 2023-2025

Medan, MISTAR.ID

Guna menyelamatkan hutan mangrove (bakau) di Sumatera Utara (Sumut), dari 67.586 hektar (ha) ada seluas 7.904 Ha yang akan direhabilitasi selama kurun waktu tahun 2023 hingga tahun 2025 mendatang.

Dikatakan Kepala Bidang Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Dinas Kehutanan (Dishut) Sumut, Jonni Akim Purba, hutan manggrove yang akan direhabilitasi ini merupakan kegiatan percepatan rehabilitasi hutan mangrove nasional yang dilakukan pihak Badan Rehabilitasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melalui program Mangrove For Coastal Relesience (M4CR) dengan target lahan seluas 75 ribu ha di empat provinsi.

Secara nasional program M4CR berlokasi di empat provinsi, yakni penanaman di Sumatera Utara seluas 7.904 hektar, Riau 5.866 hektar, Kalimantan Utara 25.543 hektar dan Kalimantan Timur 35.687 hektar.

Baca juga: PLN UP3 Pematangsiantar Hadirkan SPLU di Batu Bara Mangrove Park

Di Sumut, menurut Jonni Akim Purba ada sebanyak 88 desa di 31 kecamatan dalam wilayah 12 kabupaten/kota, ditetapkan sebagai lokasi M4CR, masing-masing adalah di Langkat (4.874 Ha), Deli Serdang (1.322 Ha), Serdangbedagai (307 Ha), Batu Bara (110 Ha), Asahan (37 Ha), Labuhanbatu Utara (394 Ha), Labuhanbatu (232 Ha), Mandailing Natal (35 Ha), Tapanuli Tengah (12 Ha), Nias Utara (169 Ha), serta Kota Medan (364 Ha) dan Gunungsitoli (15 Ha).

“Ditargetkan, sebanyak 338 kelompok dilibatkan dalam program ini, dimana setiap kelompok yang mengelola minimal 5 ha lahan mangrove terdiri atas 10 orang,” jelas Jonni, Selasa (10/1/23).

Diungkapkannya, kelompok-kelompok ini akan dilatih menanam sekaligus merawat mangrove serta dibayar dari anggaran BRGM. Sehingga diharapkan masyarakat bisa menyadari akan pentingnya hutan mangrove bagi kehidupan mereka.

“Program M4CR dianggap penting karena seluas 42.546 hektar dari 67.586 hektar total keseluruhan hutan mangrove di Sumatera Utara. Padahal, beragam manfaat dari keberadaan hutan mangrove yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, diantaranya menjadi sarang bagi biota laut seperti ikan dan kepiting, bisa dijadikan obyek
ekowisata, serta terhindar dari abrasi. Satu hal penting lainnya, hutan bakau efektif menyerap emisi karbondioksida dibanding hutan hujan ataupun lahan gambut,” ungkapnya.

Baca juga: Kelompok Tani Mangrove Suka Jadi, Tetap Menjaga Kelestarian Hutan Mangrove

Selain itu, emisi karbondioksida yang berasal dari asap kendaraan dan pabrik itu membuat bumi semakin hangat dan mendorong terjadinya perubahan iklim. Jonni Akim mengklaim, menjelang akhir tahun 2022, pihak Dishut Sumut telah melakukan sejumlah survei lokasi dan sosialisasi kepada masyarakat setempat, sebelum memulai aksi penanaman di 2023.

Sebagai tahap awal, kata dia, yakni tahun 2023, akan direhabilitasi seluas 3.190 hektar hutan mangrove di sembilan kabupaten/kota. Kesembilan kabupaten/kota itu seperti Langkat (1.533 ha), Deli Serdang (380 ha), Serdangbedagai (278 ha), Batu Bara (35 ha), Labuhanbatu Utara (266 ha), Labuhanbatu (232 ha), Mandailing Natal (37 ha), Nias Utara (33 ha), dan Kota Medan (397 ha). Kemudian, pada tahun 2024, target rehabilitasi meliputi areal seluas 2.759 Ha dan pada 2025 seluas 1.955 Ha. (anita/hm09)

Related Articles

Latest Articles