Simalungun, MISTAR.ID

Sejumlah warga yang bermukin di tepian Danau Toba menggantukan hidup dengan mencari ikan. Dengan kehadiran ikan Red Devil, sebagian nelayan mengeluh akibat berkurangnya jumlah tangkapan ikan asli endemik di Danau Toba.

Secara ekonomi, Ikan Red Devil yang kini hampir menguasai perairan Danau Toba dan tergolong predator ini tidak memiliki harga jual. Dimana ikan asli endemik Danau Toba telah sulit ditemukan usai munculnya ikan iblis merah tersebut.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Danau Toba Karmel Sitanggang, turut juga berkomentar dengan hadirnya Ikan Red Devil di Danau Toba. Menurutnya dengan hadirnya ikan tersebut, ikan endemik asli Dabau Toba seperti ikan nila, mujair, ikan mas dan ikan pora-pora sudah sulit ditemukan.

Baca juga: Venue Renang Bebas PON 2024 di Danau Toba Target Selesai Agustus

“Populasi ikan Red Devil, sudah kalahkan jumlah ikan endemik Danau Toba. Ikan Red Devil ini yang memakan telur-telur ikan endemik Danau Toba sehingga berkurang pada saat ini, kalau Red Devil banyak ditemukan di kawasan perairan Parapat, Sibaganding, Sipolha, Tigaras, Haranggaol,” ujar Karmel Sitanggang, Jumat (12/7/24).

Dengan meningkatkan jumlah Red Devil di Danau Toba, diharapkan ada upaya untuk mengurangi populasi ikan tersebut. Dan diharapkan juga, pemerintah dapat membuat aturan terkait penaburan ikan di Danau Toba. Upaya ini mungkin lebih efektif dan cepat untuk mengurangi populasinya.

“Kalau dibuat kegiatan menangkap ikan Red Devil ini kan tentunya populasinya bisa berkurang. Ini harus menjadi gawean dari pemerintah daerah maupun Pemerintah provinsi,” ujar Karmel Sitanggang.

Baca juga: Pasca Angin Kencang Landa Danau Toba, Aktivitas Penyeberangan Kapal Kembali Normal

Disampaikan Karmel Sitanggang lagi, sejauh ini juga memang pemerintah dari provinsi sudah menaruh perhatian. Namun, kurang maksimal mengambil alih terkait permasalahan munculnya ikan Red Devil di Danau Toba.