12.8 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Terungkap Intensitas Pertemuan Luhut Pandjaitan dengan Jokowi

Jakarta, MISTAR.ID

Rahasia Luhut Pandjaitan berhasil dibongkar Karni Ilyas, terungkap intensitas pertemuannya dengan Jokowi. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan akhirnya buka-bukaan ke Karni Ilyas terkait intensitas pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Benarkah Luhut Pandjaitan merupakan orang nomor satu yang menjadi pembisik Presiden Jokowi?

Terkait tudingan itu, Luhut Pandjaitan membocorkannya ke Karni Ilyas. Awalnya, Karni Ilyas mengungkit peran vital Luhut Pandjaitan di lingkaran Jokowi.

Baca Juga:Luhut dan Kado Terindah di Ulang Tahunnya yang ke-73, Kado Apa itu Tulang?

“Kenapa Pak Luhut dikasih ini (jabatan), dikasih itu, mungkin Pak Luhut terlalu banyak kasih masukan ke Pak Jokowi, jadi dia lihat wah bakat juga ini,” ujar Karni Ilyas dalam tayangan channel YouTube Karni Ilyas Club.

Mendengar hal itu, Luhut Pandjaitan lantas tertawa. “Pak Karni, saya ketemu presiden itu berapa kali sih seminggu? Paling banyak dua kali, yang ketemu pribadi paling sekali,” ujar Luhut Pandjaitan.

Jenderal Purnawirawan TNI dari kesatuan Kopassus itu kemudian bercerita lebih jauh soal intensitas pertemuannya dengan Presiden Jokowi.

Baca Juga:Luhut dan Sri Mulyani Sepakat, Tidak Memotong Anggaran Destinasi Danau Toba

“Jadi saya bilang ke presiden, Pak saya hanya minta sekali seminggu ketemu Pak, itu aja. Saya lapor,” katanya.

Sesekali, kata Luhut, Presiden Jokowi juga menelepon dirinya. “Atau kalau saya anggap urgent sekali, saya yang telepon. Ngapain saya ganggguin presiden, kan presiden urusannya banyak sekali. Saya ini urusan seabrek-abrek, apalagi presiden.

Jadi saya tahu membatasi diri saya, apa yang perlu saya omong. Paling kalau saya anggap penting saya minta 10 menit,” ungkap Luhut.

Tak asal ketemu, Luhut juga mengaku jika dirinya menghadap Presiden Jokowi selalu menyiapkan bahan. “Saya kalau beri masukan itu pasti sudah saya siapin. Saya tanya tim. Tim ini memberi masukan, kita diskusi, lalu ke presiden,” jelasnya.

Baca Juga:IKN RI Pindah? Luhut: Boro-Boro Mikir Itu!

Karni Ilyas kemudian menyela, “Ya mungkin terlalu berkesan, jadi ya (presiden tunjuk jadi) Menteri Investasi,” ucap Karni Ilyas.

“Ya saya gak tahu itu, tanya presiden lah kalau itu,” jawab Luhut Pandjaitan.

Pada wawancara tersebut, Karni Ilyas juga sempat menyinggung Luhut yang kerap dijuluki menteri serba bisa. Namun, Luhut menceritakan bahwa latar belakangnya sebagai tentara yang banyak mewarnai perjalanan hidupnya.

Sebagai mantan tentara, Luhut Pandjaitan pantang menolak tugas yang diberikan kepadanya, apalagi tugas tersebut datang dari Kepala Negara.

Bantah Omnibus Law Disahkan Diam-diam

Sebelumnya, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pernah membantah Karni Ilyas di acara ILC TV One soal tudingan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang terkesan disahkan diam-diam.

Awalnya, Karni Ilyas bertanya soal demo buruh yang ramai terjadi pada Selasa (6/10/20).

Karni Ilyas menyebut pembahasan Omnibus Law RUU Cipta Kerja terkesan dilakukan diam-diam, tidak transparan, sehingga menimbulkan reaksi di kalangan para buruh.

Bahkan, tim produksi ILC TV One sampai luput mengangkat tema itu. Namun Luhut Binsar Pandjaitan punya jawabannya. Luhut mementahkan protes Karni Ilyas.

Ia menyatakan bahwa pembahasan Omnibus Law UU Cipta Kerja tercipta secara transparan dan tidak sembunyi-sembunyi.

Baca Juga:49 TKA China Masuk RI, Luhut: Jangan Dibesar-besarkan

“Dan tidak betul itu (Omnibus Law) dibuat diam-diam, semua diundang. Saya bicara dengan Ibu Ida Fauziyah, Menteri Ketenagakerjaan. Beliau ke kantor saya berkali-kali dan kami diskusi. Saya juga bicara dengan beberapa buruh itu dan saya sampaikan,” kata Luhut dalam acara ILC TV One yang tayang Selasa (6/10/20) malam.

Dia menjelaskan, pembuatan Omnibus Law ini telah melalui proses yang panjang, sejak Luhut menjabat sebagai Menteri Polhukam.

Alasan di balik terciptanya UU Cipta Kerja ini, menurut Luhut, disebabkan Indonesia dicap negara kurang kompetitif.

“Sebenarnya tidak pernah ada diberitahu diam-diam, tidak diam-diam. Proses ini sudah panjang. Saya (waktu itu) Menko Polhukam pikirannya (soal Omnibus Law) sudah ada. Karena kita dianggap negara yang tidak kompetitif pada suatu kawasan ini,” katanya.

Oleh karena itu, kata Luhut, pemerintah mencari keseimbangan. Dia memastikan dengan disahkannya UU Cipta Kerja, rakyat tidak akan mengalami penderitaan.

“Tidak ada satu pemerintah pun yang ingin rakyatnya menderita. Atau buruhnya menderita, pengusahanya menderita, tentu tidak. Mesti membuat equiliberium, kehidupan itu adalah keseimbangan. Tanpa ada keseimbangan tidak akan jadi. Jadi itu yang dibuat di sini,” tegasnya.

Luhut menegaskan bahwa semua aspirasi masyarakat diterima. Bahkan, menurut dia, Presiden Joko Widodo mengakomodasi segala aspirasi. Jadi lanjut dia, tidak hanya satu aspirasi saja yang didengar.

“Tidak akan kita membuat sesuatu tadi yang tidak baik buat buruh kita. Tunjukkan di mana angkanya. Presiden semua mengakomodasi yang bisa diakomodasi. Tapi, kita juga mesti dengar dari sisi lain. Tidak boleh dong kau mau menang sendiri,” katanya. (tribunkaltim.co/hm01)

Related Articles

Latest Articles