11.8 C
New York
Wednesday, May 1, 2024

Dunia Dihantui Resesi, Ini Kata Airlangga

Jakarta, MISTAR.ID

Ancaman resesi masih menghantui dunia. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan kondisi Indonesia berbeda dengan negara lain, saat dihantui ancaman resesi akibat ketidakpastian global.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di jalur optimis dan diperlihatkan melalui beberapa leading indicator yang meneruskan tren positifnya. Pada bulan Oktober 2022, PMI Manufaktur Indonesia masih berada dalam zona ekspansif di level 51,8, sementara Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga masih menunjukkan persepsi konsumen yang ekspansif di level 117,2.

Optimisme semakim terbantuk dengan target pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ketiga dapat mencapai 5,6 persen secara tahunan (yoy) atau bahkan lebih tinggi.

Baca Juga:Dunia Terancam Pandemi dan Resesi

Sementara itu, inflasi pada Oktober 2022 juga mengalami penurunan menjadi 5,71 persen (yoy) dibandingkan inflasi pada September 2022 yang tercatat sebesar 5,95 perse (yoy).

“Indonesia memiliki situasi yang berbeda dengan negara lain. Fundamental ekonomi Indonesia kuat. Tahun depan, defisit APBN kurang dari tiga persen,” ungkap Menko Airlangga dalam kegiatan Global Town Hall 2022 yang dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, (6/11/22).

Diskusi marathon Global Town Hall 2022 digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Global Citizen dan mengambil tema “Sustaining Peace and Development in a Divided World”.

Acara itu melibatkan peserta dari 112 negara dan termasuk 105 mitra serta menghadirkan pemimpin dunia, aktivis, hingga para pengambil kebijakan yang akan membangun jejaring dan diskusi untuk menciptakan perubahan di seluruh dunia.

Dalam kegiatan tersebut, Airlangga hadir menjadi pembicara pada sesi yang berjudul “Dear G20 Leaders: Hope and Suggestions from the Grassroots”. Ia menyampaikan bahwa Indonesia melaksanakan Presidensi G20 di saat yang penuh tantangan dengan adanya ‘The Perfect Storm’.

Meskipun demikian, ia optimistis perhelatan-perhelatan internasional itu akan berjalan maksimal dan dapat menghasilkan concrete deliverables yang lebih baik.

“Indonesia akan menggelar pertemuan G20 dengan cara yang berbeda. Kami mengundang representatif dari Uni Afrika dan juga negara-negara lainnya. Pertemuan G20 kali ini akan memiliki nuansa yang berbeda dari sebelumnya,” ucapnya.

Baca Juga:Sri Mulyani: Indonesia Masih Kebal Resesi di 2023

Presidensi G20, kata Airlangga akan membahas mengenai banyak hal yakni arsitektur kesehatan global, transformasi digital, transisi energi, dan ketahanan pangan.

Untuk kesehatan global, Airlangga juga menyampaikan bahwa Presidensi G20 Indonesia telah menghasilkan Financial Intermediary Fund yang berhasil mencatatkan komitmen senilai USD1,4 triliun.

Sedangkan terkait transformasi digital, Menko Airlangga menyebutkan bahwa inklusivitas menjadi hal penting dalam ekonomi digital.(medcm/hm12)

Related Articles

Latest Articles