Uang Palsu Beredar di Medan Tenggara, Sejumlah Pedagang Kecil jadi Korban


uang palsu beredar di medan tenggara sejumlah pedagang kecil jadi korban
Medan, MISTAR.ID
Sejumlah pedagang kecil yang ada di Kelurahan Medan Tenggara mengeluh akibat banyaknya uang palsu (upal) beredar di sana.
Sedikitnya ada 4 warga telah mengalami kerugian akibat beredarnya uang palsu. Salah satunya D Boru Hutagaol.
Saat ditemui mistar di lokasi usahanya, Jumat (28/6/24) Boru Hutagaol mengatakan, ia tanpa sadar telah menerima uang palsu pecahan Rp50.000 itu dari seorang pria yang membeli minuman di warungnya.
“Sekitar 2 bulan yang lalu. Dia (pengedar upal) beli minuman, pas suami saya yang jualin. Terus ada orang mau nukar uang. Si penukar uang itulah yang tau, kalau uang yang dipegang suami saya palsu,” kata pemilik warung Horas Lapo.
Baca juga: Sindikat Pengedar Uang Palsu Senilai Rp22 M Dibongkar, BI Lakukan Penelitian
Mengetahui hal itu, wanita berusia 38 tahun itu mengaku kesal. Dia pun memilih untuk lebih berhati-hati kedepannya dalam menerima uang dari pelanggannya.
“Kesallah bang, kita dagang kecil-kecilan. Tapi yaudah lah itu,” jelasnya.
Selain Boru Hutagaol, pemilik Rumah Makan Citra Fitri Minang, Dani Ali (42) juga mengaku telah menerima uang palsu tanpa disadarinya. Bahkan, Dani mengaku sudah 3 kali menjadi korban uang palsu tersebut.
“Pecahan Rp100.000 ada 2 lembar. Pecahan Rp50.000 1 lembar,” ucap Dani kepada mistar.
Menurut Dani, peristiwa itu terjadi saat dia sedang melayani pembeli. Ketika Dani berbelanja ke pasar, dia diberitahu oleh pedagang, bahwa uangnya palsu.
Baca juga: Modus Beli Rokok, Pengedar Uang Palsu di Serang Ditangkap Polisi
“Nggak taulah itu palsu. Besoknya pas belanja baru tau,” kesalnya.
Dani pun mengaku resah dengan peredaran uang palsu itu. Lagi-lagi, Dani memilih untuk tidak melaporkannya ke kepolisian.
“Payah bang, aku aja udah 3 kali kehilangan kereta selama berusaha di Menteng ini. Nggak ada juga (tak ada tindakan),” ungkapnya.
Selain itu, Informasi lain diperoleh salah seorang pedagang bermarga Pangaribuan juga menjadi korban peredaran uang palsu tersebut.
Pria yang membuka warung kelontong itu menerima uang palsu pecahan Rp100.000. Modus pelaku dengan menyuruh anak-anak membeli rokok di warungnya.
Kepala Lingkungan I dan XI Kelurahan Medan Tenggara juga membenarkan bahwa di wilayahnya beberapa pedagang mengeluh akibat peredaran uang palsu.
Baca juga: Rumah Pembuatan Uang Palsu di Medan Sudah Berjalan Dua Bulan
Kepling I, M Ridho kepada mistar membenarkan beberapa warganya mendapati uang palsu.
“Benar, termasuk Pak Pangaribuan itu. Informasinya anak-anak yang disuruh beli rokok,” jelasnya.
Sementara Kepala Lingkungan XI, Yahya Harahap menjelaskan hingga saat ini hanya satu warga yang mengaku menerima upal di wilayahnya. Pun begitu Yahya meyakini masih ada korban lain namun belum melapor.
“Masih 1, warung Pak Tupang. Aku yakin masih ada. Cuma belum melapor aja,” pungkasnya.
Kapolsek Medan Area, Kompol Hendri Aritonang ketika dimintai tanggapannya terkait hal itu belum merespon. (putra/hm17)