10.1 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Stabilitas Pangan di Sumut, Stok Aman di Pasar tapi Harga Beras Naik

Medan, MISTAR.ID

Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Sumut menegaskan, stok pangan di Sumut masih aman, meski terjadi kenaikan harga beras menjelang hari besar.
“Kenaikan harga bahan pangan itu bukan disebabkan oleh kurangnya stok pangan, melainkan oleh mekanisme pasar yang mempengaruhi harga-harga bahan pangan,” ujar Kabid Tanaman Pangan, Dinas Ketapang, Sumut, Muhammad Juwaini di ruang kerjanya, Kamis (7/3/24).

Sumut memiliki luas sawah mencapai 348 ribu hektar dengan penanaman gabah dua hingga tiga kali setahun, menghasilkan proyeksi produksi gabah sekitar 4,168 juta ton pada tahun 2024. Dengan konsumsi beras sekitar 2,087 juta ton per tahun, terdapat surplus sebesar 567,000 ton beras, memastikan ketersediaan pangan sepanjang tahun.

“Terkadang masyarakat kita cenderung panik akibat informasi yang beredar, menyebabkan fenomena panic buying. Padahal, stok pangan kita cukup, dan pemerintah akan terus memantau situasi agar masyarakat tenang dalam beribadah,” ujar Juwaini.

Baca juga: Dinas Ketapang Sumut Gelar Pangan Murah Jelang Ramadhan

Juwaini mengatakan, setiap kabupaten/kota di Sumut memiliki sawah dengan masa tanam yang berbeda. Selisih usia tanam ini berpengaruh terhadap produksi dan ketersediaan pangan beras sepanjang tahun. Sementara itu, harga gabah di Sumut tetap stabil, berkisar Rp 6,000 hingga Rp 7,000 per kilogram.

Meskipun harga beras medium berkisar Rp 13.000 hingga Rp 14.000 per kilogram, dan beras premium dijual sekitar Rp 16.000 hingga Rp 18.000 per kilogram, Juwaini menegaskan bahwa situasi ini biasa terjadi menjelang hari besar keagamaan seperti Ramadhan dan Idul Fitri, diikuti dengan gejolak kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako).

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, melalui Dinas Ketapang, berkomitmen untuk memastikan ketersediaan beras dan menjaga kestabilan harga. Juwaini menyatakan, pemerintah tidak akan membiarkan masyarakatnya berjuang sendiri menghadapi harga-harga bahan pokok yang tinggi. Tindakan preventif, seperti pasar murah, akan diambil untuk meredam kenaikan harga dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup.

Baca juga: Polres Siantar Cek Ketersediaan Pangan: Stok Aman, Harga Beras Mahal

Pemprov Sumut juga melaksanakan operasi pasar dan membentuk tim Satgas pangan untuk mengendalikan harga, jika diperlukan. Koordinasi dengan Ditreskrimsus Polda Sumut juga telah dilakukan untuk menghadapi potensi kenaikan harga di lapangan.

Juwaini menambahkan, tidak hanya beras yang surplus, produksi jagung juga. Sumut memiliki lahan 308,000 hektar untuk tanam jagung di 2024. Dari lahan seluas itu diproyeksikan bisa memproduksi, 1,8 juta ton jagung per tahun, dan terjadi surplus 200,000 ton dari kebutuhan sekitar 1,6 juta ton. Ini menjadi peluang bagi sektor industri pakan ternak. Pemerintah juga serius pada pengembangan jagung sebagai langkah untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan.

Tak lupa, Juwaini mengajak masyarakat untuk menggerakkan diversifikasi pangan dengan menciptakan kebiasaan baru dalam pola konsumsi masyarakat. Ia menekankan pentingnya sarapan pagi dengan variasi makanan seperti bubur kacang hijau, ubi rebus, dan pisang rebus, sambil mengurangi ketergantungan pada nasi.

Baca juga: Bulog Siantar Kebut Bantuan Pangan dan Pasar Murah

Dalam konteks ketersediaan pangan, Juwaini menambahkan bahwa Sumut memiliki potensi pengembangan lahan seluas 380 hektar, yang diharapkan dapat berkontribusi pada keseimbangan pasokan pangan.

Meskipun kebutuhan beras Sumut mencapai 2,1 juta ton per tahun, atau sekitar 5000 ton per hari, Juwaini menegaskan bahwa impor beras bersifat kondisional dan dilakukan dalam situasi-situasi tertentu, seperti bencana alam, hujan berkepanjangan, atau kemarau. (hutajulu/hm17)

Related Articles

Latest Articles