Pelantikan Pengurus FJPI Sumut, Pj Gubsu Sebut Jurnalis Bukan Pekerjaan Mudah
Kadis Kominfo Sumut, Ilyas Sitorus saat menyampaikan sambutan. (f: amita/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Agus Fatoni, melalui Kepala Dinas (Kadis) Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Ilyas Sitorus menyebut jurnalis bukan pekerjaan yang mudah.
"Butuh kemauan dan keberanian, salah satu keberanian jurnalis perempuan adalah mengangkat fakta yang tidak banyak diangkat oleh kaum laki-laki. Serta keberadaan anak, gender, dan kegiatan yang menindas kaum perempuan," ujar Ilyas dalam acara pelantikan pengurus Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sumut periode 2025-2027 di Asrama Haji Medan, Selasa (4/2/25).
Ia berharap agar kegiatan ini terus dikembangkan dan terus digali sehingga keberadaan jurnalis perempuan Indonesia di Sumut ada dimana-mana. "Karena perempuan itu ada dimana-mana, rumah, desa, kabupaten, provinsi, dan negara. Yang namanya perempuan itu ada," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pemberdayaan Perempuan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (P3AKB), Erni Hapsari Nasution, mengatakan FJPI Sumut merupakan wadah untuk jurnalis perempuan agar pemberitaan tentang perempuan di media semakin baik dan berspektif gender.
"Seluruh insan pers perempuan di Sumut, agar senantiasa memupuk kesadaran dan komitmen wartawan perempuan untuk berperan serta dan meningkatkan ketaatan wartawan pada kode etik jurnalis," jelasnya.
Erni mengatakan, anggota FJPI Sumut disebut jurnalis profesional yang memahami kode etik jurnalistik dan memiliki kompetensi. "Kehadiran FJPI Sumut hendaknya mengambil peran dalam memberikan edukasi dan pembinaan kepada jurnalis perempuan, sehingga memahami peraturan UU Pers dan kode etik jurnalistik," lanjutnya.
FJPI, katanya, sampai saat ini berani mengangkat isu sensitif yang sering diabaikan, seperti eksploitasi tenaga kerja perempuan, akses pendidikan, dan kekerasan.
"Dalam tulisan jurnalis perempuan, tersirat semangat perlawanan terhadap struktur sosial yang diskriminatif, sekaligus harapan untuk masyarakat yang lebih adil dan setara," pungkasnya. (amita/hm24)