Friday, April 11, 2025
home_banner_first
MEDAN

Kisah Hidup Elin Siti M: Ubah Takdir Lewat Usaha dan Pendidikan

journalist-avatar-top
Jumat, 12 Januari 2024 20.25
kisah_hidup_elin_siti_m_ubah_takdir_lewat_usaha_dan_pendidikan

kisah hidup elin siti m ubah takdir lewat usaha dan pendidikan

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Elin Siti Marlina, seorang remaja berusia 17 tahun, warga Belawan, terpaksa harus berjuang untuk bertahan hidup setelah kehilangan ayahnya. Kepergian sang ayah bukan hanya menyisakan duka mendalam, tetapi juga meninggalkan beban berat bagi Elin, adik dan ibunya, termasuk soal masa depan pendidikan mereka. Ini menjadi potret kehidupan yang tidak selalu memberikan keadilan bagi setiap individu di muka bumi ini.

“Perjuangan setelah kehilangan ayah bukanlah cerita mudah. Duka yang mendalam menghantui, tetapi saya bersumpah untuk bangkit. Harus berjuang untuk keluarga, untuk masa depan adik, dan untuk membuktikan bahwa keadilan bisa saya raih melalui pendidikan,” ujar Elin dengan penuh semangat, Jumat (12/1/24).

Seperti banyak keluarga miskin lainnya, Elin dan keluarganya sulit memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Ibunya yang hanya bekerja sebagai buruh cuci, harus berusaha keras untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. Selain itu, Elin memiliki seorang adik laki-laki yang juga masih bersekolah di SMP. Dalam situasi ini, biaya pendidikan menjadi salah satu hal yang sulit mereka jangkau.

Baca juga: Kisah Hidup Atlet Esport EVOS Wannn Dijadikan Film

“Pendidikan bagi saya bukan sekadar hak, tetapi kunci untuk membuka pintu keadilan. Meskipun sulit, saya yakin pendidikan bisa merubah nasib kami. Saya ingin membuktikan bahwa dari keadaan sulit, kami bisa bangkit dan memperoleh hak kami untuk meraih mimpi,” imbuh Elih dengan tekad kuat.

Dalam kegelapan yang menyelimuti hidup mereka, ada cahaya harapan yang datang melalui Yayasan Gugah Nurani Indonesia (GNI). Yayasan ini memberikan dukungan kepada Elin sebagai salah satu anak yang disponsori oleh mereka hingga ia mencapai usia dewasa.

Melalui program-program seperti Health Check Up (HCU), Educational Material Support (EMS), dan Provide Hygiene Kit yang diadakan setiap tahunnya, GNI membantu memastikan Elin dan anak-anak sponsor lainnya mendapatkan akses kesehatan dan perlengkapan sekolah yang mereka butuhkan.

Baca juga: Orang Terkaya Dunia dari Zimbabwe, Ini Kisah Hidupnya

Selain itu, GNI juga memberikan modal awal senilai satu juta rupiah kepada keluarga Elin dalam bentuk barang yang dibutuhkan untuk membuka usaha rujak dan mie pecel.

“Dengan kesabaran dan semangat tak kenal menyerah, Elin dan ibunya bukan hanya penerima bantuan, tapi inspirasi. Mari bersama-sama menjadi agen perubahan, mengubah takdir melalui pendidikan dan dukungan,” kata Project Manager GNI Medan – Deli Serdang, Anwar Suhut.

Dengan harapan bisa mengubah nasib mereka, Elin dan ibunya pun penuh semangat memulai usaha tersebut. Mereka mengejar mutu dengan menyiapkan rujak dan mie pecel demi uang bercita rasa nikmat. Kualitas makanan laksana magnet yang akan menarik para pelanggan.

“Kami sadar betul, tidak mudah mencari pelanggan, tetapi kami berkomitmen untuk tidak menyerah begitu saja,” jelas Elin.

Baca juga: Berteduh di Istana Gerobak Es Kelapa, Kisah Cristauli Bertarung Hidup Tanpa Rumah

Minggu demi minggu, usaha rujak dan mie pecel keluarga Elin mulai berkembang. Dampaknya sangat signifikan bagi mereka, karena usaha ini membantu ibunya dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari termasuk biaya sekolah Elin dan adiknya. Melalui usaha ini, ibunya dapat meninggalkan pekerjaan sebagai buruh cuci di rumah-rumah orang dan bisa fokus dalam mengurus anak-anaknya sambil menjalankan usaha.

Tidak hanya memberikan dampak materil, program sponsorship GNI juga memberikan dampak emosional yang kuat bagi Elin dan adiknya. Dengan adanya harapan untuk terus bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak, Elin dan adiknya merasa senang dan termotivasi.

Mereka berkomitmen untuk melanjutkan pendidikan mereka hingga ke perguruan tinggi, dengan harapan dapat mengubah nasib keluarga mereka dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi.

Baca juga: Kehidupan Tunanetra Siantar, Berprofesi Tukang Pijat-Ngamen

Melalui kisah perjuangan Elin Siti Marlina ini, ada pelajaran berharga tentang kekuatan tekad dan kemampuan manusia untuk mengubah takdir. Meskipun dihadapkan pada keterbatasan ekonomi dan kehilangan ayah, Elin dan Ibunya tidak menyerah pada keadaan tersebut.

Mereka memutar otak dan mencari solusi. Ada usaha, semesta pun mendukung. Dukungan dari GNI, mereka berhasil membangun usaha yang memberikan harapan dan kemandirian bagi keluarga mereka.

Kisah remaja Elin ini menegaskan bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengatasi kemiskinan dan membuka pintu menuju masa depan yang lebih baik. Dengan akses pendidikan, Elin dan adiknya memiliki peluang untuk meraih impian mereka dan mengubah nasib keluarga mereka.

Untuk orang-orang yang mungkin menghadapi situasi serupa, Elin Siti Marlina memberi pesan penting. “Jangan pernah menyerah. Meskipun hidup tak selalu adil, kita punya hak untuk bermimpi dan meraih pendidikan. Mari bersatu, bersama-sama kita bisa mengubah takdir dan membuktikan bahwa setiap anak, tak peduli dari latar belakang apa, berhak atas pendidikan dan keadilan,” pungkasnya. (hutajulu/hm17)

REPORTER: