Medan, MISTAR.ID
Kurniasih (52), pemilik Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Isoku memiliki visi untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, dan siap bersaing di dunia usaha.
“Berkarakter, mencintai Tuhan, takut dengan Tuhan ya. Jadi otomatis selain punya skill kemampuan, mereka pun harus memiliki etika dan agama itu tetap dan nomor 1,” katanya saat ditemui mistar.id, di LKP Isoku, Jalan Dwikora No 6, Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, pada Rabu (7/8/24).
Selain program pelatihan reguler (berbayar), Kurniasih menjelaskan, bahwa LKP Isoku juga memiliki program Pelatihan Kecakapan Kerja (PKK) yang bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi).
Baca juga:LKP Isoku, Pelatihan Menjahit Tata Busana di Kota Medan
“Itu (program) langsung dari Jakarta. Jadi tahun ini ada 25 orang peserta, kami baru saja selesai melaksanakan pelatihan, makanya besok itu ujian digratiskan tidak dipungut biaya sepeserpun,” sebutnya.
Program PKK ini, lanjutnya, melakukan pemilihan dalam jangka waktu 1 kali dalam setahun.
“Jumlahnya disesuaikan dengan tempat kita. Biasanya saya mengambil 25 orang sih tapi kalau misalnya lebih, kita mengambil 2 sisi. Misal 50 orang, jadi yang pagi masuk sampai jam 1 siang. Nanti jam 1 siang lanjut masuk sesi yang kedua,” ujarnya.
Namun dikarenakan banyaknya kegiatan, Kurniasih hanya mengambil 25 peserta saja.
Baca juga:Warga Tanjungbalai dapat Bantuan Pelatihan Merajut dan Ayam Kampung
Untuk masuk dalam program PKK ini juga diambil dari mulai usia 18 hingga 25 tahun saja. Hal ini sedikit membuat kewalahan menurut Kurniasih, karena di umur segitu banyak muda-mudi yang belum kepikiran untuk menambah skill menjahit.
“Rata-rata yang tertarik memang malah ibu-ibu 30 tahun-an ke atas. Tapi ya mau bagaimana, bukannya saya gak mau bantu. Tapi memang itu sudah peraturan dari atas,” tuturnya.
Program PKK ini, sebutnya hanya melatih murid-muridnya selama 2 bulan dengan total 200 jam pelajaran.
“Jadi selama 200 jam pelajaran itu menyelesaikan 5 baju atau 7 baju, mereka harus siap. Kebetulan ini mereka kan sudah siap, ini hari terakhir sebenarnya. Jadi nanti Jumat mereka uji kompetensi mendapat sertifikat Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK),” terangnya.
Baca juga:BLK Sumut Anggarkan Pelatihan Sekitar Rp1 Miliar
Walaupun gratis, ternyata belum tentu semua orang langsung bersemangat mengikuti program PKK ini.
Sebagaimana disampaikan Kurniasih, ada kejadian saat program PKK akan dimulai di mana semua murid telah setuju. Namun ketika mendekati waktu pelatihan, ada murid yang memilih mundur.
“Sementara nggak boleh kurang dari yang kita ajukan misalnya 25 orang. Tantangannya itu apalagi ketika mereka ngomongnya mendadak. Jadi datanya harus diganti, kita cari lagi orang baru yang mau. Mana tempat atau kegiatannya sudah mau dimulai, dan susahnya karena ada rentang usia tadi,” tutupnya. (susan/hm16)