Jemaah Medan Beriman Idulfitri Lebih Awal, Begini Penjelasannya


Tokoh Medan Beriman, Taufiq Simbolon. (f:Iqbal/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Kelompok Medan Beriman lebih awal menggelar salat Idulfitri 1446 Hijriah di Masjid Al-Amin Jalan HM Yamin, Minggu (30/3/2025) pagi ini.
Tokoh Medan Beriman, Taufiq Simbolon mengatakan karena metode Rukyatul Global dipakai dalam penetapan 1 Syawal tersebut.
"Alhamdulillah kita hari ini sudah memasuki 1 Syawal berdasarkan Rukyatul Hilal Global, yakni telah terlihat hilal di beberapa negara di Timur Tengah. Sehingga ini menjadikan dalil untuk kita melaksanakan 1 Syawal hari ini," ujarnya kepada Mistar.
Taufiq mengatakan dalam pemantauan hilal setidaknya ada dua metode yang digunakan.
"Nah kenapa terjadi perbedaan, untuk kaidah melihat hilal itu ada dua kaidah. Pertama adalah rukyatul hilal global, baru ada rukyatul hilal lokal atau berdasarkan matra (kriteria-parameter). Adapun hisab yang diadopsi teman-teman kita di Muhammadiyah tidak kita bahas, tapi saya bahas dari dua versi rukyatul hilal ini," tuturnya.
Ia pun menjelaskan terkait metode rukyatul hilal lokal yang jika terlihat hilal pada satu daerah, maka 1 Syawal otomatis ditetapkan.
"Saya bahas yang rukyatul hilal lokal dulu, yang berdasarkan kaidah mazhab syafi'iyah. Yaitu pemberlakuan hasil pemantauan hilal hanya berlaku di daerah yang dilakukan pemantauan hilal di radius satu matra. Nah jika hilal terlihat di salah satu daerah tersebut maka berlakulah penetapan satu syawal, atau jika tidak terlihat maka puasa digenapkan 30 hari," ucapnya.
Namun dikatakannya berdasarkan pendapat para ulama, metode tersebut terbilang lemah, yang mana rukyatul hilal global lebih kuat pendapatnya.
"Namun menurut jumhur para ulama bahwa (rukyatul lokal) ini adalah pendapat yang lemah. Atau setidaknya ada pendapat yang lebih kuat, yaitu rukyatul hilal global. Yaitu dimanapun terlihat hilal, di negeri-negeri muslim atau dimanapun itu melihat hilal dan orang yang menyaksikan adalah orang yang terpercaya, maka itu berlaku ke seluruh umat islam yang ada di dunia jika informasinya sampai," ujar Taufiq.
"Dan tentu di zaman yang modern ini, mau dimanapun terlihat hilal, kita bisa tahu infonya dengan sistem informasi hari ini. Kemudian kenapa ketika hilal nampak bisa berlaku ke semuanya di dunia, karena pada dasarnya hilal yang dilihat adalah anak bulan yang sama," katanya lagi.
Dikatakannya, seharusnya dalam pemantauan hilal tidak semestinya dibatasi oleh satu negara atau wilayah saja.
"Ini perkara di Indonesia tidak terlihat, namun di Timur Tengah terlihat, atau di Afrika terlihat. Nah itu kan bulannya memang yang itu-itu juga. Lalu kenapa kita membatasi hanya sampai ujung barat Indonesia saja, lantas kita kenapa tidak menunggu informasi di India, kemudian lebih barat lagi yaitu Timur Tengah, jika tidak terlihat juga, tunggu lagi yang di Afrika," ucap pria yang juga merupakan Pembina Aliansi Mufakkir Mabda'iy Bersama Umat (AMMBU).
Menurutnya pula wilayah Timur seperti Indonesia justru lebih sulit dalam memantau hilal, dan berpotensi lebih mudah jika semakin ke Barat.
"Jadi kenapa kita hanya batasi hanya di Indonesia saja, padahal semakin ke barat perjalanan bulan itu semakin mudah dilihat, kita di timur memang agak susah, perlu derajat yang tinggi untuk melihat. Dan ini tidak masalah, memang beda wilayah dan jam, tapi kan masih di hari yang sama," katanya.
Ia pun mengatakan tidak ada masalah jika hanya soal waktu yang dipermasalahkan.
"Karena toh maghrib di Makkah, kita baru tengah malam, apa yang jadi masalah sehingga harus berbeda hari untuk menetapkan 1 Syawal. Yang jadi masalah adalah kita memantau hilal dengan batasan-batasan negara, jadi memantau hilal itu per negara, dan ini tidak ada di dalam syariat Islam, yang ada rukyatul hilal lokal dan global," ujarnya.
Taufiq pun menyimpulkan sekaligus berharap umat muslim dalam mengambil keputusan dapat memakai pendapat atau dalil yang paling kuat.
"Artinya saya mau sampaikan di sini, bahwa di negeri kita ini juga tidak menerapkan rukyatul hilal lokal dengan mazhab syafii, enggak juga. Yang ada adalah, batas-batas oleh negara. Maka dari itu pula, selain kami ambili dalil yang lebih kuat, kami juga mau edukasi umat dalam mengambil keputusan di tengah perbedaan, maka ambil lah pendapat atau dalil yang paling kuat terutama soal keummatan begitu," ucapnya.
Medan Beriman sendiri mengambil keputusan menggelar salat Idulfitri pada hari ini setelah mendapatkan informasi sekira pukul 02.00 WIB dini hari.
"Ya kita kurang lebih mendapatkan informasi rukyatul hilal global dari beberapa negara di dunia sekira pukul 2 malam tadi, lalu kita putuskan 1 Syawal pada hari ini," tuturnya. (iqbal/hm25)
PREVIOUS ARTICLE
Jemaah Medan Beriman Gelar Salat Idulfitri 2025 Lebih Awal