12.8 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Ini Dampak Negatif dan Positif Bila Sekolah Dilakukan Tatap Muka

Medan, MISTAR.ID

Menteri Pendidikan dan Kebudyaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim telah mengumumkan diperbolehkannya kegiatan belajar tatap muka untuk kembali digelar. Hal ini disampaikan Nadiem dalam konferensi pers secara daring beberapa waktu lalu.

Nadiem menyebut, kebijakan ini berdasarkan keputusan bersama empat menteri, yakni Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri.

Menanggapi akan kebijkan ini, Pengamat Pendidikan Sumatera Utara (Sumut) Dr Sulyati Syam menuturkan ada dampak negatif dan positif yang akan ditimbulkan. “Dampak negatifnya kalau sekolah itu tidak bisa menjamin bahwa dari sekolah tidak akan tertular Covid-19. Sebenarnya berat juga bila akan dilakukan belajar tatap muka itu,” katanya, Selasa (24/11/20).

Baca Juga:Pemda Diminta Tak Langsung Buka Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah

Contohnya seperti, bila sekolah-sekolah yang ada di Sumut, khususnya Kota Medan tidak melengkapinya dengan protokol kesehatan yang telah di atur oleh pemerintah. Misalnya memiliki tempat cuci tangan yang telah di atur jaraknya, lalu memiliki Unit Kesehatan Sekolah (UKS).

“Jadi sekolah ini harus ada klinik lah, kemudian pengaturan tata ruangan satu kelas itu hanya bisa 10 sampai 20 murid saja, memakai masker dan ada aturan lainnya. Sehingga belajar tatap muka tidak masalah bila aturan ini bisa dipatuhi,” sebutnya.

Akan tetapi, apakah semua sekolah bisa melengkapi aturan ini? Menurut Sulhayati, kemungkinan sekolah-sekolah favorit bisa melengkapinya. “Kalau di sekolah favorit biasanya di kelas hanya 10 sampai 20 orang, tapi kalau di sekolah lainnya yang memiliki satu kelas 30 sampai 40 murid itu berat juga. Serta harus di atur jam masuknya yang bergantian. Karena kita di Medan juga belum bersih dari virus ini,” ungkapnya.

Baca Juga:Mendikbud Perbolehkan Sekolah Tatap Muka di Semua Zona Mulai Januari 2021

Sementara itu, dampak positifnya terhadap pembelanjaran tatap muka akan lebih baik. “Menurut saya akan lebih baik bila tatap muka dibandingkan yang melakukan online. Kurang optimal memang bila secara online. Tapi karena melihat cara penularan virus ini, mau nggak mau harus online. Karena masih ada orang tua yang tidak memberikan izin bila anaknya sekolah tatap muka. Seperti yang kita tahu virus ini masih berkeliaran di sekitar kita,” pungkasnya.

Ditambahkan Mantan Dosen Tetap Kopertis Wilayah I di UMSU yang sekarang Ketua Prodi Magister Management Pendidikan Tinggi Pasca Sarjana hingga kini di perguruan tinggi juga belum mendapatkan atau menerima surat edaran bahwa pembelajaran tatap muka akan bisa dilakukan tahun depan. “Namun dari informasi saya terima akan dilakukan tatap muka kembali. Sama-sama kita tunggu seperti apa peraturannya,” pungkasnya. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles