Ekonomi Sulit, Permampu: Korupsi Semakin Memiskinkan Rakyat


Permampun saat perayaan international women's day (IWD). (f: ist/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Konsorsium Permampu (Perempuan Sumatera Mampu) menyebutkan kondisi ekonomi saat ini sulit akibat harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi, banyaknya tenaga kerja yang mengalami PHK, korupsi yang semakin memiskinkan rakyat khususnya perempuan dan kelompok marginal; sementara akses terhadap layanan kesehatan maupun pendidikan semakin sulit akibat dari kesulitan ekonomi termasuk effisiensi anggaran.
Hal tersebut disampaikan Koordinator Konsorsium Permampu, Dina Lumbantobing saat perayaan international women's day (IWD) dalam perayaan yang berlangsung hybrid, belum lama ini.
Ia menambahkan kesehatan maupun pendidikan semakin sulit akibat kesulitan ekonomi termasuk effisiensi anggaran. Perempuan lah yang melahirkan seluruh bangsa, bahkan pemimpin merasa pemenuhan hak dan suara mereka masih terabaikan.
"Oleh karena itu, perempuan khususnya dampingan dan jaringan Konsorsium Permampu harus bergerak bersama, memastikan gerakan inklusif menuju kesetaraan gender bagi kelompok marginal khususnya perempuan muda, disabilitas dan kesetaraan gender," ujar Dina.
Baca Juga: Konsorsium Permampu Refleksi Pentingnya Perempuan di Kepemimpinan dan Pencegahan Perkawinan Dini
Dwi Endah Purwanti, sebagai Kepala Dinas P3A SUMUT menyambut perayaan IWD, sekaligus meresmikan peluncuran Buku Saku yang dipublikasikan oleh Permampu. Ia berharap perempuan mengambil langkah konkret dalam memastikan setiap perempuan memiliki hak dan akses yang setara.
Secara khusus Ketua HWDI Sumsel menyampaikan pengalamannya dari seorang perempuan disabilitas yang termarginalkan dan kesulitannya mengakses layanan HKSR. Ia dapat bangkit dan berjuang untuk advokasi HKSR perempuan disabilitas melalui organisasinya.
Sekretariat Permampu yang diwakili oleh Ana Yunita Pratiwi kemudian menunjukkan upaya yang dilakukan oleh Permampu untuk menjangkau perempuan dengan disabilitas melalui pendataan yang dilakukan langsung oleh para kader maupun Forum Komunitas Perempuan Akar Rumput (FKPAR).
“Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama menciptakan kebijakan yang lebih inklusif, memberikan akses yang lebih luas bagi perempuan dengan disabilitas, dan memastikan tidak ada perempuan yang tertinggal dalam perjuangan mencapai kesetaraan gender yang inklusif. Termasuk memberikan ruang yang lebih baik bagi lansia, yang juga akan menjadi bagian dari kelompok disabilitas di kemudian hari,” tuturnya. (rel/hm24)
PREVIOUS ARTICLE
Tak Hadiri RDP, DPRD Medan Kesal dengan Sikap Camat Medan Kota