Dua Metode Penelitian Mikroplastik di Teh Celup


Mikroplastik. (f: ist/mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Peneliti mikroplastik Ecoton, Rafika Aprilianti menjelaskan bahwa uji coba dilakukan dengan dua metode untuk mendeteksi mikroplastik dalam teh celup.
"Ada dua metode. Pertama teh celup dimasukkan saat air mendidih, kedua teh celup dituang dengan air yang telah dididihkan hingga 95 derajat Celsius. Hasilnya, air teh yang diuji mengandung mikroplastik," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (27/3/2025).
Rafika menyoroti bahwa kebiasaan masyarakat mengonsumsi teh celup turut menyumbang paparan mikroplastik ke dalam tubuh. Menurut jurnal Environmental Science & Technology (2024), rata-rata masyarakat Indonesia diperkirakan mengonsumsi mikroplastik sebanyak 15 gram per bulan—setara dengan tiga kartu ATM.
Jumlah Partikel Mikroplastik dalam Air Teh
Uji laboratorium dilakukan pada lima merek teh celup dengan skenario seduhan yang biasa dilakukan masyarakat.
- Metode pertama (kantong teh dimasukkan saat air dimasak):
Hasilnya, jumlah mikroplastik dalam air teh berkisar antara 1.013 hingga 1.109 partikel.
- Metode kedua (kantong teh dimasukkan setelah air mendidih):
Jumlah mikroplastik lebih rendah, berkisar antara 641 hingga 763 partikel.
Hasil ini menunjukkan bahwa kantong teh berbahan plastik dapat melepaskan mikroplastik lebih banyak jika dipanaskan lebih lama.
"Jenis plastik pada kantong teh memengaruhi ketahanannya terhadap faktor eksternal seperti panas, sinar UV, dan gesekan. Faktor ini menentukan seberapa mudah plastik terurai menjadi mikroplastik," jelas Rafika.
Meski telah mendeteksi partikel mikroplastik, tim peneliti Ecoton belum mengonversinya ke dalam satuan gram.
"Kami belum menghitung jumlah mikroplastik dalam satuan gram," tambah Rafika. (kompas/hm20)
PREVIOUS ARTICLE
BPOM Telusuri Kandungan Mikroplastik di Dalam Teh Celup