Wednesday, May 21, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Trump Luncurkan Golden Dome, Sistem Pertahanan Luar Angkasa Anti-Rudal

journalist-avatar-top
Rabu, 21 Mei 2025 11.38
trump_luncurkan_golden_dome_sistem_pertahanan_luar_angkasa_antirudal

Trump mengungkapkan bahwa AS akan meluncurkan Golden Dome, sistem pertahanan luar angkasa anti-rudal (f:ist/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengundang sorotan dengan meluncurkan Golden Dome, proyek sistem pertahanan luar angkasa anti-rudal berbasis satelit yang digadang-gadang sebagai tandingan dominasi rudal China. Proyek ambisius ini mengalokasikan anggaran awal sebesar US$175 miliar atau setara Rp2.869 triliun.

Golden Dome dirancang untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan rudal musuh sebelum mencapai wilayah udara Amerika Serikat. Sistem ini akan memanfaatkan ratusan satelit yang dilengkapi kecerdasan buatan dan teknologi otonom mutakhir.

Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Trump menyebut China sebagai ancaman utama yang mendorong percepatan proyek ini.

“Golden Dome akan melindungi negara kita dari ancaman yang semakin meningkat, terutama dari China,” ujar Trump seperti dikutip Reuters, Rabu (21/5/2025).

Proyek ini juga menjadi salah satu perintah eksekutif pertama dalam masa jabatan keduanya sebagai presiden, dengan target operasional pada 2029. Trump menunjuk Jenderal Michael Guetlein dari Angkatan Luar Angkasa sebagai pemimpin proyek ini.

Presiden Trump menyatakan bahwa Kanada menunjukkan minat untuk bergabung dalam proyek ini. Perdana Menteri Mark Carney mengonfirmasi bahwa pihaknya tengah mengevaluasi opsi kerja sama pertahanan dan integrasi teknologi Golden Dome ke dalam sistem pertahanan bersama seperti NORAD.

Golden Dome akan melibatkan perusahaan teknologi terkemuka dari Silicon Valley, termasuk pengembangan software otonom dan sistem AI. Namun, proyek ini tidak lepas dari kritik, terutama terkait kemungkinan keterlibatan SpaceX, perusahaan milik Elon Musk yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan Trump.

Selain SpaceX, sejumlah perusahaan pertahanan teknologi tinggi seperti Palantir dan Anduril juga disebut-sebut bersaing untuk menjadi kontraktor utama.

Laporan dari Badan Anggaran Kongres (CBO) memperingatkan bahwa biaya proyek bisa melonjak hingga US$831 miliar (sekitar Rp13.625 triliun) dalam 20 tahun mendatang.

Sejumlah anggota Kongres dari Partai Demokrat mengkritik proyek ini karena potensi pemborosan anggaran dan konflik kepentingan dengan perusahaan swasta. Di sisi lain, Senator Republik Kevin Cramer membela proyek ini sebagai bentuk investasi jangka panjang:

“Pertahanan masa depan bukan lagi soal kontraktor lama, tapi soal inovasi teknologi,” ujarnya.

Golden Dome mengambil inspirasi dari Iron Dome milik Israel, namun dirancang dengan skala dan kompleksitas jauh lebih besar. Sistem ini diperkirakan akan mencakup satelit pengintai dan satelit ofensif yang mampu menetralkan rudal musuh sejak tahap peluncuran, melalui sistem penghancur atau sinyal pengacau berbasis luar angkasa. (rts/hm17)

REPORTER: