Myanmar, MISTAR.ID
Topan Mocha yang menghantam garis pantai Bangladesh dan Myanmar setelah meningkat menjadi setara dengan badai kategori lima.
Topan membawa serta hujan lebat dan angin kencang itu membuat penduduk di dataran rendah pesisir khawatir mereka akan kehilangan rumah. Lebih dari 1.300 tempat penampungan bambu di Cox’s Bazar, kamp pengungsi terbesar di dunia, telah hancur akibat badai itu.
Pihak berwenang mengatakan, lebih dari 1.300 tempat berlindung rusak akibat angin, begitu pula 16 masjid dan pusat pembelajaran. Pohon tumbang di kamp, sementara tanah longsor juga menyebabkan beberapa kerusakan.
Baca juga: Topan Kevin Terjang Vanuatu, Deklarasikan Status Darurat
Saat badai mendekat, polisi berpatroli di garis pantai di Kota Cox’s Bazar dengan membawa pengeras suara, mendesak orang untuk tetap tinggal di dalam rumah.
Jalan-jalan menjadi kosong saat topan semakin intensif , langit menjadi gelap, angin semakin kencang dan hujan turun deras.
Ratusan orang berdesakan di sebuah sekolah di kota yang telah diubah menjadi tempat perlindungan topan sementara.
Selain itu, pihak berwenang mengatakan lebih dari 500.000 orang dievakuasi dari rumah mereka di bagian tenggara Bangladesh. Banyak yang tiba di penampungan dengan becak dan berjalan kaki, mereka membawa ternak sapi, ayam, kambing, serta tikar untuk tidur.
Baca juga:Bangladesh Terparah Dilanda Gelombang Panas, Suhu Mencapai 51 Derajat Celcius
Mereka yang datang dari desa nelayan dan pesisir, sejauh 2 jam perjalanan, membuat pilihan yang sulit.
“Saya tidak ingin meninggalkan rumah saya,” kata Sumi Akter, yang tinggal di tepi sungai.
Mereka mengatakan, telah mengalami siklon lain dalam beberapa tahun terakhir dan pasrah pada pola reguler meninggalkan rumah demi belas kasihan alam. (okezone/hm16)
