11.1 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Tersandung Skandal, Boris Johnson Mundur Sebagai PM Inggris

London, MISTAR.ID

Pemerintahan Inggris terguncang setelah Boris Johnson, Kamis waktu setempat, menyatakan mengundurkan diri sebagai perdana menteri, mengikuti seruan dari rekan-rekan menteri dan anggota parlemen di Partai Konservatif.

“Proses pemilihan pemimpin baru harus dimulai sekarang. Dan hari ini saya telah menunjuk sebuah kabinet untuk menjalankan tugas sampai pemimpin baru menjabat,” katanya Johnson di pintu Downing Street Nomor 10.

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bersikeras untuk tetap memegang kekuasaan pada Kamis usai empat orang menteri papan atas mengundurkan diri, sementara jaksa agung menyatakan harapannya agar Johnson mundur dan mengakui bahwa ia juga menginginkan jabatan PM Inggris.

Baca Juga: 40 Pejabatnya Mundur, PM Inggris Boris Johnson Kukuh Tak Mau Lengser

Lebih dari 50 orang menteri telah mengundurkan diri dalam kurang dari 48  jam, dan mengatakan bahwa Johnson tidak layak untuk memimpin usai dilanda sejumlah skandal, sementara puluhan politisi di Partai Konservatif melakukan pemberontakan secara terbuka.

Sekretaris Irlandia Utara Brandon Lewis, menjadi menteri kabinet terbaru yang mengundurkan diri pada Kamis pagi, menyusul pengunduran diri dari para menteri keuangan, kesehatan, dan negara bagian Wales.

Kronologi Boris Jonson Mundur

“Jelas sekarang keinginan Partai Konservatif parlementer bahwa harus ada pemimpin baru partai dan oleh karena itu, perdana menteri baru,” katanya sebagaimana disiarkan langsung oleh BBC, Kamis (7/7/22) sore waktu setempat.

Sebagaimana diketahui, Johnson terpilih menjadi PM karena ia adalah pemimpin partai yang memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan umum. Inilah yang kemudian membuatnya ditunjuk sebagai PM oleh Ratu.

Kenapa Boris Johnson mundur? Hal ini terjadi setelah skandal terbaru yang mencoreng nama pemerintahan Johnson. Skandal itu melibatkan seorang anggota parlemennya yang merupakan sekutunya di Parti Konservativ Britania Raya Chris Pincher.

Ia sebelumnya ditunjuk Johnson untuk menjabat posisi penting Deputy Chief Whip. Dalam website-nya diketahui posisi ini mengatur kontribusi partai untuk bisnis parlemen.

Pincher sendiri sejak minggu lalu sudah diskors. Ia diselidiki oleh badan pengawas parlemen terkait tuduhan pelecehan seksual setelah meraba-raba dua pria yang dalam keadaan mabuk.

Baca Juga: Menkeu dan Menkes Inggris Mundur, PM Boris Johnson Terpukul

Kejadian itu berlangsung 29 Juni saat ia menghadiri acara di sebuah The Conservative Friends of Cyprus, organisasi relawan Partai Kondervatif Britania Raya. Laporan pelecehan itu diketahui seorang anggota parlemen yang kemudian melaporkannya ke Chris Heaton-Harris, sekretaris parlemen.

Pincher akhirnya memutuskan mundur dari jabatannya. Ia mengaku tengah mabuk kala kejadian terjadi.

Skandal ini kemudian beralih ke Johnson. Menurut Express mengutip juru bicara kantor sekaligus tempat tinggal PM Inggris, Downing Street, ia telah di-briefing sejumlah komplain terkait perilaku Pincher di 2019, ketika hendak memilihnya di 2022.

Namun publik kemudian menyayangkan kenapa ia tetap dipilih Johnson. Menurut catatan media The Guardian, Pincher juga telah memiliki sejumlah kasus dan tuntutan sejak 2017.

Hal ini kemudian membuat Johnson meminta maaf Selasa lalu. Ia mengakui kesalahannya.

“Saya meminta maaf kepada semua orang yang sangat terpengaruh olehnya,” kata Johnson dalam sebuah tayangan televisi, Selasa, melansir Reuters.

Baca Juga: Akhirnya PM Inggris Lengser!

“Saya hanya ingin memperjelas bahwa tidak ada tempat di pemerintahan ini bagi siapa pun yang merupakan pemangsa atau yang menyalahgunakan posisi kekuasaan mereka,” tulis The Guardian.

Beberapa saat setelah itu sejumlah menteri mengajukan resign dari pemerintahannya. Ini diawali Rishi Sunak yang menempati posisi menteri keuangan dan Sajid Javid yang menempati posisi menteri kesehatan.

Keduanya membidik kemampuan sang PM untuk menjalankan pemerintahan yang mematuhi standar. Ini terungkap dalam surat pengunduran diri mereka.

“Dengan sangat menyesal saya harus memberi tahu Anda bahwa saya tidak bisa lagi, dengan hati nurani yang baik, terus melayani di pemerintahan ini,” kata Javid dalam surat kepada Johnson.

“Masyarakat sudah sepatutnya mengharapkan pemerintahan berjalan dengan baik, kompeten dan serius … Saya menyadari ini mungkin pekerjaan menteri terakhir saya, tapi saya percaya standar ini layak diperjuangkan dan itulah sebabnya saya mengundurkan diri,” kata Sunak.

Bukan hanya menteri, di hari yang sama Alex Chalk yang menduduki posisi Jaksa Agung juga mundur dari pemerintahannya. Ia pun menyebut bahwa kemampuan pemerintah Inggris telah rusak.

“Kemampuan Nomor 10 (merujuk Downing Street) untuk menegakkan standar keterbukaan yang diharapkan dari pemerintah Inggris telah rusak,” tulisnya di surat pengunduran diri yang dibagikan di Twitter dikutip CNBC International.

Ini kemudian merembet ke sejumlah menterinya yang lain. Termasuk Menteri Anak dan Keluarga Will Quince dan Menteri Lingkungan Jo Churchill, yang mengajukan pengunduran diri Rabu.

Hingga Kamis sebelum Johnson memutuskan pengunduran diri, terdapat 53 menteri dan pejabat pemerintahannya mundur. Beberapa menteri menyebut “kurangnya transparansi dan keterbukaan menjadi penyebab”.

“Penanganan Anda (Johnson) terhadap penunjukan yang Anda tahu memiliki riwayat tuduhan pelecehan seksual, terlalu berlebihan,” tulisnya Menteri Junior untuk Pengetahuan, Penelitian dan Inovasi, George Freeman, menteri ke-50 yang resign hari itu di surat pengunduran diri.

“Ini sangat merusak kepercayaan publik dan rasa hormat terhadap pemerintah, demokrasi dan hukum, serta tradisi panjang partai besar ini sebagai partai standar bagi karakter, perilaku, integritas dan tugas untuk pekerjaan dan negara sebelum kepentingan pribadi partisan,” tambahnya merujuk nilai-nilai Partai Konservatif Britania Raya di mana Johnson berkuasa.

Ini bukan skandal pertama di pemerintahan Johnson. Ia sendiri bahkan terjebak kasus “partygate” di mana dirinya terkait pesta-pesta yang berlangsung kala pemerintah memberlakukan kebijakan lockdown di awal pandemi Covid-19 menyerang negara itu 2020.

Sejumlah skandal lain juga muncul sebelumnya. Termasuk pelecehan seksual lain oleh seorang mantan menteri ke anak-anak hingga video porno.(ant/CNBC/hm02)

 

 

 

Related Articles

Latest Articles