27.4 C
New York
Friday, May 3, 2024

Sengketa di LCS Makin Runcing, China Usir Pesawat Filipina

Beijing / Mistar
Selama penerbangan empat jam, Penjaga Pantai Filipina mengidentifikasi hampir 20 kapal China, termasuk apa yang mereka gambarkan sebagai kapal ‘milisi maritim’, di perairan sekitar sembilan pulau dan karang yang diduduki Filipina.

Tujuh belas kapal yang dilaporkan oleh Penjaga Pantai Filipina sebagai milisi maritim China juga terlihat di dekat Beting atau tumpukan pasir Sabina. Beting itu notabenenya juga diklaim oleh Manila.

Alhasil, sengketa di Laut China Selatan (LCS) makin meruncing. Bahkan, kali ini China mengusir pesawat Penjaga Pantai Filipina dari wilayah perairan yang disengketakan banyak negara itu.

Dalam pengamatan AFP, insiden ini terjadi saat pesawat Manila membawa rombongan wartawan, Kamis, (9/3/23). Saat memasuki wilayah yang juga diklaim China, terdengar suara radio yang meminta pesawat itu pergi

Baca Juga:AS dan China Kian Panas, Kapal Perang Diusir dari LCS

“Anda telah memasuki (air di sekitar) karang China dan merupakan ancaman keamanan. Untuk menghindari kesalahpahaman, segera pergi,” kata operator radio China, dalam salah satu dari tujuh pesan yang dikeluarkan dalam bahasa China dan Inggris saat pesawat penjaga pantai terbang di atas Filipina.

Pilot Filipina menolak untuk melakukan hal ini. Mereka menjawab bahwa pesawat itu terbang di dalam wilayah negaranya.

“Lima belas kapal China terlihat di sekitar Thitu, pulau terbesar yang diduduki Filipina, yang terletak sekitar 430 kilometer dari pulau Palawan utama Filipina dan lebih dari 900 kilometer dari pulau Hainan daratan besar terdekat China,” tambah para kru itu.

Baca Juga:Setelah Filipina, Giliran Vietnam Kirim Kapal Perang ke LCS

Insiden ini sendiri terjadi setelah sebelumnya kapal Penjaga Pantai China menggunakan sinar laser tingkat militer untuk mengusir kapal patroli Filipina. Itu adalah insiden maritim besar terbaru antara Filipina dan China.

Kejadian ini juga memicu pertikaian diplomatik baru dan mendorong Presiden Filipina Ferdinand Marcos untuk mengambil langkah yang tidak biasa dengan menghadapi duta besar China untuk Manila.

LCS merupakan jalur penting untuk sebagian besar pengiriman komersial dunia dengan beberapa negara terletak di bibir lautan itu seperti Brunei, Kamboja, China, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Lautan itu diyakini sebagai lautan yang kaya hasil alam, terutama migas dan ikan.

China bersikukuh mengklaim sekitar 90% dari lautan itu dalam apa yang disebut sebagai “sembilan garis putus-putus” dimana mencakup area seluas sekitar 3,5 juta kilometer persegi (1,4 juta mil persegi). Klaim tersebut telah menimbulkan ketegangan politik dunia akan perang terbuka yang mungkin saja terjadi karena konflik teritorial ini.(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles