12.8 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Putin Tantang Barat Coba Kalahkan Rusia

London, MISTAR.ID

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (7/7/22) menantang negara-negara Barat untuk mengalahkan Rusia di medan perang. Ia memperingatkan bahwa pergerakan Rusia yang berlangsung di Ukraina saat ini bisa dibilang baru saja mulai.

“Hari kini kita dengar bahwa mereka ingin mengalahkan kita di medan pertempuran. Kita bisa bilang apa, biarkan mereka mencobanya,” kata Putin.

Ia mengeluarkan pernyataan itu ketika menyampaikan pidato di depan para pemimpin parlemen yang pertama kali sejak perang mulai berkobar lebih dari empat bulan lalu.

Baca Juga:Kremlin Konfirmasi Pesan Lisan Zelensky ke Putin via Jokowi

Ia memperingatkan bahwa masa depan perundingan akan meredup jika konflik berlarut-larut. “Kita sudah sering mendengar bahwa Barat ingin memerangi kita untuk membela semua warga Ukraina. Ini adalah tragedi bagi rakyat Ukraina, tapi tampaknya semua mengarah ke sana.”

Rusia menuding Barat mengobarkan perang proksi dengan menggempur ekonominya dengan serentetan sanksi serta meningkatkan pasokan persenjataan canggih untuk Ukraina.

Putin mengatakan jelas bahwa sanksi-sanksi Barat menimbulkan berbagai kesulitan, namun “sama sekali tidak seperti yang diperkirakan oleh para penggagas serangan ekonomi terhadap Rusia.”

Baca Juga:Rusia Tak Keberatan Putin Dukung Ukraina Jadi Anggota Uni Eropa

Kendati ia sesumbar bahwa Rusia baru saja melangkah, Putin masih membuka kemungkinan bagi perundingan. “Semua orang harus tahu bahwa, pada umumnya, kita belum memulai apa pun dengan sungguh-sungguh… Pada saat yang sama, kami tidak menolak pembicaraan perdamaian,” ujar Putin.

“Tetapi mereka yang menolaknya harus tahu bahwa semakin jauh, semakin sulit bagi mereka untuk bernegosiasi dengan kita,” kata Putin, menambahkan.

Sementara itu, kepala juru runding Ukraina, Mykhailo Podolyak, pekan ini di Twitter menyebutkan syarat-syarat yang diajukan pihaknya untuk dapat melanjutkan pembicaraan.

Baca Juga:Putin Maki Xi Jinping, Hubungan China dengan Rusia Panas

“Gencatan senjata. Penarikan pasukan Z. Kembalikan para warga negara yang diculik. Serahkan para penjahat perang. Mekanisme perbaikan kerusakan. Pengakuan atas hak kedaulatan Ukraina,” kata Podolyak.

Sejak meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari, pasukan Rusia telah menguasai banyak wilayah di negara itu, termasuk merebut Luhansk di Ukraina timur pada Minggu (3/7/22).

Tetapi, pergerakan pasukan Moskow sejauh ini lebih lambat dibandingkan dengan yang diperkirakan para analis. Pasukan itu dipukul mundur saat berupaya merebut ibu kota Ukraina, Kiev, dan kota utama kedua, Kharkiv.(antara/hm15)

Related Articles

Latest Articles