13.2 C
New York
Friday, May 3, 2024

Praktik Judi Online Libatkan Ratusan Ribu Warga, PBB: Perkuat Supremasi Hukum

Bangkok, MISTAR.ID

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat praktek judi online telah mengobarkan warga dari berbagai negara di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir.

Jumlahnya diperkirakan mencapai ratusan ribu jiwa. Angka ini paling banyak melibatkan warga Myanmar sekitar 120 ribu dan Kamboja sekitar 100 ribu. Perusahaan milik kriminal lainnya berada di Filipina, Laos dan Thailand mulai dari penipuan kripto hingga perjudian daring.

Judi online juga dinyatakan menjadi ruang untuk memperdagangkan manusia, dan ini terbanyak dari negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk Cina, Hong Kong dan Taiwan. Negara-negara jauh juga ikut terlibat seperti Amerika Latin dan Afrika.

Baca juga: PBB Mencatat, Sepanjang 2023 Sebanyak 200 Warga Palestina Meninggal

Berkaitan dengan masalah itu, HAM PBB meminta pemerintah wilayah mengambil tindakan untuk memperkuat supremasi hukum dan memberantas korupsi agar siklus impunitas yang memungkinkan berkembangnya perusahaan kriminal terputus.

Judi online itu juga diperkirakan diperdagangkan oleh geng kriminal. Angkanya mencapai ratusan ribu orang. “Orang-orang yang dipaksa bekerja dalam operasi penipuan ini mengalami perlakuan tidak manusiawi dan dipaksa melakukan kejahatan. Mereka adalah korban. Mereka bukan penjahat,” kata Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Volker Turk.

Sementara juru bicara kepolisian Kamboja Chhay Kim Khoeun mengaku belum melihat laporan PBB. Ia justru mempertanyakan data tersebut. Karena itu dirinya mengaku bingung dari sisi mana untuk menanggapinya.

Baca juga: Dengan 300 Orang Jadi Korban Tenggelamnya Kapal Migran Terburuk di Yunani, Pakistan Tetapkan Hari Berkabung

“Apakah mereka sudah menyelidikinya? Dari mana mereka mendapatkan datanya? Orang asing hanya sekedar ngomong,” ujarnya.

Pemerintah Myanmar sendiri tidak menanggapi pernyataan PBB tersebut.

Perjudian daring muncul akibat dipicu oleh penutupan kasino saat pandemi. Kondisi ini mendorong perpindahan operasi ke wilayah yang kurang diatur di Asia Tenggara. Pusat penipuan yang berkembang pesat menghasilkan pendapatan miliaran dolar AS setiap tahunnya. (republika/hm17)

Related Articles

Latest Articles