Veran mengatakan wanita tersebut dihukum karena mengancam tentara yang sedang berpatroli. Dia mengatakan ada banyak pertanyaan tentang kesehatan mentalnya.
“Kami akan mengetahui lebih banyak dalam beberapa jam ke depan,” kata Veran.
Dua sumber polisi menambahkan bahwa wanita tersebut masuk dalam daftar pengawasan ekstremis, meskipun tidak jelas apakah namanya tetap ada dalam daftar tersebut.
Baca juga : Prancis Larang Atlet Gunakan Hijab Bertanding di Olimpiade
Perancis telah berada dalam “siaga serangan” sejak 13 Oktober, ketika seorang guru di Arras, di bagian utara negara itu, ditikam hingga tewas oleh seorang mantan siswa yang mengalami radikalisasi.
Banyak orang di Perancis, yang memiliki populasi Muslim dan Yahudi yang besar, juga prihatin dengan dampak serangan Hamas tanggal 7 Oktober dan pemboman balasan Israel terhadap Gaza. (tempo/hm18)