6.6 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Korut Kembali Tembakkan 80 Peluru Artileri Ke Zona Perbatasan Maritim Korsel

Pyongyang, MISTAR.ID

Rentetan aktivitas militer Korea Utara (Korut) masih berlanjut, dengan laporan terbaru menyebut Pyongyang menembakkan sekitar 80 peluru artileri ke zona perbatasan maritim dengan Korea Selatan (Korsel) sejak Kamis (3/11/22) malam waktu setempat.

Aktivitas terbaru Korut itu dilakukan saat Menteri Pertahanan (Menhan) Korsel dan Amerika Serikat (AS) berjanji untuk menunjukkan tekad dalam menghadapi rentetan uji coba rudal Pyongyang. Demikian seperti dilansir Reuters, Jumat (4/11/22).

Korut diketahui menembakkan sejumlah rudal ke lautan pada Kamis (3/11/22) waktu setempat, termasuk sebuah rudal balistik antarbenua (ICBM) yang diduga gagal diluncurkan. Hal itu memicu Korsel dan AS untuk memperpanjang latihan udara gabungan mereka, yang memancing kemarahan Pyongyang.

Baca Juga:Korut Kembali Tembak 3 Rudal, Jepang Evakuasi Warganya

Militer Korsel dalam pernyataan terbaru melaporkan bahwa pihaknya mendeteksi lebih dari 80 peluru artileri ditembakkan ke lautan oleh Korut sesaat sebelum Kamis (3/11/22) tengah malam. Seoul menyebut aktivitas Pyongyang itu jelas melanggar perjanjian antar-Korea tahun 2018.

Kementerian Pertahanan Korsel menegaskan pihaknya telah merilis peringatan dalam komunikasi dengan Korut terkait tembakan artileri terbaru itu.

Dalam pertemuan di Washington DC, Menhan AS Lloyd Austin dan Menhan Korsel Lee Jong-sup berjanji mencari langkah-langkah baru untuk menunjukkan ‘tekad dan kemampuan’ kedua negara yang beraliansi itu menyusul rentetan aktivitas peluncuran rudal Korut yang disebut sebagai ‘provokasi’.

Laporan sebelumnya menyebut Korut telah menembakkan sedikitnya 23 rudal dalam sehari atau sepanjang Rabu (2/11/22) waktu setempat dan sebuah rudal ICBM pada Kamis (3/11/22) waktu setempat. Seoul dan Washington DC juga menyebut Pyongyang telah menyelesaikan persiapan teknis untuk menggelar uji coba nuklir terbaru kapan saja, yang akan menjadi uji coba nuklir pertama sejak tahun 2017.

Baca Juga:Sinyal Perang Korut dan Korsel Makin Kuat

Pyongyang, sementara itu, mengecam latihan militer gabungan yang dilakukan Korsel dan AS. Pada Kamis (3/11/22) waktu setempat, Sekretaris Komisi Pusat Partai Buruh Korut, Pak Jong Chon, menyatakan Seoul dan Washington DC mengambil keputusan sangat berbahaya dengan memperpanjang latihan militer gabungan itu.

Menurut Pak, kedua negara itu telah ‘mendorong’ situasi menjadi tidak terkendali.

“Amerika Serikat dan Korea Selatan akan mendapati bahwa mereka telah melakukan kesalahan besar yang tidak bisa dibalikkan,” sebutnya.

Para diplomat di AS telah meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk menggelar rapat publik membahas Korut pada Jumat (4/11/22) waktu setempat. Permintaan itu didukung oleh beberapa negara anggota Dewan Keamanan PBB lainnya, seperti Inggris, Prancis, Albania, Irlandia dan Norwegia.(detik.com/hm01)

 

Related Articles

Latest Articles