Bahkan sebelum hal ini terjadi, Xi telah mengkonsolidasikan kekuasaannya dan menyingkirkan calon saingannya melalui kampanye anti-korupsi dan perubahan konstitusi yang memungkinkannya memerintah tanpa batas waktu.
Xi juga telah sepenuhnya merombak posisi kepemimpinannya di bidang ekonomi dan keuangan dan mendirikan sebuah entitas yang disebut Komisi Keuangan Pusat, sebuah langkah yang dipandang sebagai pengalihan kekuasaan dari pemerintah pusat ke badan pengatur lainnya seperti Komisi Regulasi Sekuritas Tiongkok.
Kematian Li, yang fasih berbahasa Inggris dan mewakili generasi politisi Tiongkok yang terdidik di era yang terbuka terhadap ide-ide liberal Barat, dipandang oleh banyak pengamat sebagai simbolis.
Baca juga :Â Ketika China Hapus Israel dari Peta
Simbol Bangsa sedang mengubah Tirai Bambu menuju kontrol yang lebih kuat terhadap partai. Meskipun menjadi pejabat Partai Komunis peringkat kedua, Li kurang mendapat perhatian media pemerintah dibandingkan Xi.
Kedua orang tersebut tidak pernah membentuk kemitraan seperti yang menjadi ciri hubungan antara presiden dan perdana menteri sebelumnya. (tempo/hm18)
