Washington, MISTAR.ID
Pemerintah Irak memutuskan untuk bersepakat dengan Amerika Serikat dalam menetapkan waktu penarikan pasukan dan pembubaran koalisi militer.
Kementerian Luar Negeri Irak mengatakan AS memiliki 2.500 pasukan di Irak guna memberi saran untuk membantu pasukan setempat dalam mencegah bangkitnya ISIS yang menguasai banyak wilayah di Irak dan Suriah sebelum akhirnya dikalahkan. Dalam koalisi militer ini tergabung sebagian besar militer dari negara-negara Eropa.
Pemerintah Irak mengatakan sudah waktunya membubarkan koalisi karena ISIS sudah dikalahkan. Dalam hal ini tugas sudah selesai. Namun Irak tetap ingin mengeksplorasi hubungan bilateral terhadap negara anggota koalisi termasuk kerja sama latihan dan peralatan militer.
Baca juga:Â Sultan Kurdi Tewas dalam Serangan Iran ke Markas ‘Mossad’ Israel di Irak
Irak juga mengatakan kehadiran koalisi menjadi magnet untuk menstabilkan serangan milisi yang didukung Iran ke pangkalan penampung pasukan AS semakin sering setelah perang Israel ke Gaza tiga bulan yang lalu. Pada Rabu (24/1/2024) kemarin  AS dan Irak dilaporkan menginisiasi pembicaraan pembubaran koalisi.
Pada Kamis (25/1/2024) pejabat AS dan Irak memperkirakan prosesnya bisa berbulan-bulan bila tidak lebih lama dengan hasil yang belum jelas. Hal ini semakin sulit juga apabila AS belum akan menarik pasukannya dalam waktu dekat.
Washington sendiri mengaku khawatir jika penarikan pasukan dilakukan karena itu dapat menciptakan kevakuman keamanan yang dapat diisi Iran. Kemudian sel tidur ISIS di gurun akan bangkit untuk menggelar serangan skala kecil meski tidak lagi menguasai wilayah.
AS menginvasi Irak dan menggulingkan Saddam Hussein pada tahun 2003. Invasi memicu pemberontakan serta perang antara kelompok agama dan etnis. Pada 2011 AS sempat menarik pasukannya tetapi kembali mengirim ribuan tentara setelah ISIS bangkit di negara itu tiga tahun kemudian. (mtr/hm17)
