18.2 C
New York
Wednesday, May 1, 2024

Harga Minyak Melejit Naik Meski Kasus Corona Mulai Mereda

New York, MISTAR.ID
Harapan akan kehidupan yang lebih baik seiring meredanya serangan virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) berhasil melambungkan harga minyak dunia sepanjang pekan ini.

Sepanjang minggu ini, harga minyak jenis brent naik 8,09 persen. Sementara yang jenis light sweet terangkat nyaris 13 persen. Pelaku pasar menyambut baik pelonggaran pembatasan social (social distancing) di sejumlah negara, terutama di Amerika Serikat (AS) dan China.

Maklum, keduanya adalah negara konsumen minyak terbesar di dunia. AS memang masih menjadi negara dengan kasus corona terbanyak di dunia.

US Centers for Disease Control and Prevention mencatat jumlah pasien positif corona di Negeri Paman Sam per 22 Mei 2020 adalah 1.572.617 orang, Naik 1,32 persen dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Walau masih ada penambahan, tetapi lajunya relatif terkendali. Sejak 19 Mei, persentase pertumbuhan kasus corona di AS berada di bawah 2 persen.

Baca Juga:Rupiah Melemah Seiring Anjloknya Harga Minyak Dunia

Padahal sejumlah negara bagian di AS sudah melonggarkan social distancing. Bahkan di New York, negara bagian dengan kasus tertinggi, masyarakat sudah mulai beraktivitas kembali meski masih ada pembatasan di sana-sini.

Fase pertama pelonggaran social distancing di New York dimulai pada akhir pekan lalu. Sejumlah bisnis dan aktivitas masyarakat yang berisiko rendah sudah diizinkan oleh pemerintahan Gubernur Adrew Cuomo.
Bisnis yang diizinkan buka kembali di antaranya adalah tata ruang (lanscaping) dan pengaturan kebun (gardening), sementara aktivitas yang diperbolehkan misalnya adalah olahraga tenis.

Sedangkan, China sudah lumayan lama mengendurkan social distancing. Di Negeri Tirai Bambu, tingkatannya bukan lagi social distancing tetapi sudah karantina wilayah alias lockdown.

Namun dengan jumlah kasus baru yang semakin sedikit, Beijing mulai mencabut lockdown di sejumlah wilayah termasuk Kota Wuhan yang merupakan ground zero penyebaran virus corona.

Berbagai aktivitas publik sudah diizinkan kembali, bahkan kegiatan belajar-mengajar. China adalah negara pertama yang terpukul oleh pandemi virus corona, sekaligus yang pertama untuk bangkit.

Kala di negara-negara lain kasus corona terus bertambah hingga mencapai ratusan ribu atau jutaan, kasus di China stabil di kisaran 80.000.

Baca Juga:Minyak Melonjak Setelah Negara-negara Longgarkan Penguncian Virus Corona

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, jumlah kasus corona di China per 22 Mei adalah 84.520. Bertambah 13 orang atau 0,02 persen dibandingkan hari sebelumnya. Bahkan, ada kalanya jumlah pasien corona di China tidak bertambah, seperti pada 21 Mei. 12 Mei, 9 Mei, dan hari-hari lainnya.

Aktivitas masyarakat yang dimulai lagi membawa harapan ekonomi bisa bersemi setelah melalui ‘musim dingin’ berbulan-bulan. Ada asa ekonomi bisa bangkit mulai kuartal III-2020, meski belum bisa berlari.

Pemulihan ekonomi akan membutuhkan banyak energi. Konsumsi energi akan meningkat, sehingga harga minyak ikut terdongrak.(cnbcindonesia/hm10)

Related Articles

Latest Articles